Sodo Saren

Lidi daun aren dipercaya memiliki khasiat menghalau jin/setan dan melumpuhkan orang-orang yang memiliki kesaktian karena ilmu hitam. Mereka akan hilang kesaktiannya bila dipukul dengan lidi daun aren, jangan sekali-kali memukul anak dengan lidi daun aren karena salahsalah bisa kena penyakit jiwa yang sulit disembuhkan.

Rumah yang angker atau banyak dihuni hewan pengganggu seperti tikus, ular, kelabang dll,bisa dibersihkan dengan satu ikat lidi aren yang dikebutkan keseluruh penjuru ruangan, lebih baik lagi bila disertai dengan membakar daun trembesi (johar, Cassia siamea Lamk) yang kering dicampur sedikit belerang, biasanya dalam beberapa waktu sudah bebas dari segala gangguan.

Sodo Saren disebut juga sodo lanang, penamaan ini juga diberikan kepada lidi daun kelapa yang jatuh menancap ditanah secara alamiah. Khasiatnya sama dengan lidi pohon aren. Bila sodo lanang tidak digunakan, taruhlah diatas pintu masuk rumah sebagai penolak bala.


Mistik Kayu wonglen

Kayu wonglen atau wungle yang dianggap bertuah yang berasal dari bekas kerangka makam Sultan Agung Anyokrokusumo dan makam Pakubuwanan. Diyakini memiliki tuah memacu keberanian,kewibawaan dan keselamatan bahkan pengobatan. Rendaman kayu ini bisa untuk obat perut. 

Kayu wonglen yang beredar sekarang sama sekali tidak mirip dengan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri T&B) yang banyak didatangkan dari Kalimantan. Menurut keterangan KRT Reksowinoto,kepala juru kunci reh Kraton Jogja, tahun 1986 rumah makam utama (Prabayaksa) Pakubuwanan direstorasi, kayu usuk sebanyak 30 batang yang sudah melengkung atau rusak diganti dan diberikan kepada abdi dalem dan juru kunci, kayu ini disebut wunglen (mungkin dari nama ulin). Menurut penelitian mirip Sono Kembang (pterocarpus indicus Willd) atau yang sejenis seperti Padauk yang diimpor dari Myanmar dan Cendana Jenggi dari Afrika. Dua kayu terakhir memang kayu unggul dan berharga mahal pada sat rumah makam tersebut dibangun pada sekitar akhir abad 17. Semua kayu tersebut mempunyai sifat mengeluarkan zat merah bila direndam. Kayu wonglen dipercaya mempunyai khasiat yang diperlukan bila seseorang memegang jabatan, namun tidak ada halangan dimiliki orang biasa, hanya saja diharapkan bisa menahan emosinya. Pantangan : jangan dilangkahi atau ditaruh ditempat bawah/rendah, jika sedang buang hajat lepaskan dulu cincin dengan kayu ini dan jangan sekali kali digunakan memukul orang, bisa berakibat fatal.



Makam Pangeran Samudro (Gunung Kemukus)

Objek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro yang lebih dikenal dengan sebutan “GUNUNG KEMUKUS” selalu menarik untuk diulas. Hal yang menjadikan objek wisata ini menarik adalah pandangan pro dan kontra tentang Makam Pangeran Samudro itu sendiri dan kisah yang beredar di tengah masyarakat. Ada 2 (dua) paradigma yang berkembang di tengah-tengah masyarakat tentang Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus. Pertama, adanya keyakinan di sebagian masyarakat bahwa apabila ingin ngalap berkah atau permohonannya terkabul, maka orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan ritual berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya selama 7 (tujuh) kali dalam satu lapan ( 1 lapan = 35 hari).

Paradigma negatif ini perlu diluruskan agar para peziarah tidak terjebak dalam paradigma dan kepercayaan yang keliru. Setiap peziarah atau pengunjung yang menginginkan permohonan atau keinginannya terkabul haruslah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan berdo’a dan berusaha di jalan yang benar. Singkatnya, paradigma negatif yang berkembang di tengah masyarakat tersebut tidak benar adanya.

Kedua, berziarah ke Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang diziarahi. Dengan berziarah di tempat tersebut, manusia diharapkan untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang diziarahi.

Sejarah Pangeran Samudro
Pangeran Samudro adalah putra Raja Majapahit terakhir dari ibu selir. Ketika Kerajaan Majapahit runtuh, Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri seperti saudara-saudaranya yang lain. Bahkan beliau bersama ibunya ikut diboyong ke Demak Bintoro oleh Sultan Demak. Pada waktu itu beliau telah berusia 18 tahun.

Selama berada di Demak, Pangeran Samudro mendapat bimbingan ilmu agama dari Sunan Kalijaga. Ketika dirasa cukup dan usianya telah semakin dewasa maka atas petunjuk dari Sultan Demak melalui Sunan Kalijaga, Pangeran Samudro diperintahkan untuk berguru tentang agama Islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu sekaligus mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah tercerai berai. Pangeran Samudro mentaati nasehat tersebut dan pergi berguru pada Kyai Ageng Gugur dengan didampingi oleh dua abdinya yang setia.

Selama berguru kepada Kyai Ageng Gugur, Pangeran diberi ilmu tentang intisari ajaran Islam secara mendalam. Selama itu pula, Pangeran tidak mengetahui bahwa Kyai Ageng Gugur sebenarnya adalah kakaknya sendiri. Ketika dirasa Pangeran Samudro telah menguasai ilmu yang diajarkan, Kyai Ageng Gugur baru menceritakan siapa beliau sesungguhnya. Betapa terkejutnya Pangeran Samudro mendengar cerita tersebut, karena beliau teringat akan amanat Sultan Demak untuk menyatukan saudara-saudaranya. Akhirnya, Pangeran Samudro menceritakan tentang amanat tersebut. Ternyata Kyai Ageng Gugur bisa menerima dan bersedia dipersatukan kembali dan ikut membangun Kerajaan Demak.

Setelah selesai berguru dan tercapai maksud tujuannya, Pangeran Samudro dan dua abdinya kembali ke Demak. Mereka berjalan ke arah barat dan sampailah mereka di Desa Gondang Jenalas (sekarang wilayah Gemolong) kemudian mereka beristirahat untuk melepaskan lelah. Di dukuh tersebut mereka bertemu dengan orang yang berasal dari Demak (Wulucumbu Demak) yang bernama Kyai Kamaliman. Di dukuh ini, Pangeran Samudro berniat bermukim sementara untuk menyebarkan agama Islam.

Setelah dirasa cukup, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke arah barat dan sampai di suatu tempat di padang “oro-oro” Kabar. Sampai sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Dusun Kabar, Desa Bogorame (Gemolong). Di tempat ini Pangeran Samudro terserang sakit panas. Walaupun demikian, perjalanan tetap dilanjutkan sampai ke Dukuh Doyong (wilayah Kecamatan Miri). Karena sakit yang diderita semakin parah, Pangeran memutuskan untuk beristirahat di dukuh tersebut.

Ketika sakitnya semakin parah dan dirasa akan sampai pada ajalnya/hampir meninggal, Pangeran Samudro memerintahkan salah seorang abdinya untuk mengabarkan kondisinya kepada Sultan di Demak. Seusai mendengar amanat Sultan, abdi tersebut diperintahkan untuk segera kembali. Dan ketika abdi tersebut kembali ke tempat di mana Pangeran beristirahat, Pangeran Samudro telah meninggal. Selanjutnya sesuai dengan petunjuk Sultan, jasad Pangeran Samudro dimakamkan di perbukitan di sebelah barat dukuh tersebut.

Sebelum pemakaman, diadakan musyawarah di antara orang-orang yang memiliki lahan di sekitar wilayah itu. Mereka bersepakat bahwa lokasi bekas perawatan/peristirahatan Pangeran Samudro akan didirikan desa baru dan diberi nama “Dukuh Samudro” yang sampai kini terkenal dengan nama “Dukuh Mudro”.

Sejarah Penamaan Gunung Kemukus
Pangeran Samudro dan pengikutnya sebenarnya sangat diharapkan untuk kembali ke Kasultanan Demak oleh Sultan Demak, namun ajal terlebih dahulu menjemput Pangeran Samudro. Sultan Demak mengatakan, “Menurut hematku bahwa sakitnya Si Samudro itu sudah tidak bisa diharapkan untuk membaik dan jauh kemungkinan untuk sampai ke Demak. Kiranya jika memang sudah menjadi suratan Yang Maha Kuasa bahwasanya sampai di situ saja riwayatnya, maka saya memberi petunjuk jika Si Samudro sudah sampai ajalnya, maka kebumikanlah jasadnya pada suatu tempat di bukit arah barat laut dari tempat Pangeran Samudro meninggal.

Sebab boleh jadi kelak di sekitar tempat itu akan menjadi ramai sehingga dijadikan tauladan orang-orang di sana”. Pada awalnya keadaan di lokasi Makam Pangeran Samudro sangatlah sepi dan jarang dijamah orang karena letaknya di tengah hutan belantara, serta banyak dihuni oleh binatang-binatang buas. Namun, sedikit demi sedikit keadaan berubah setelah daerah tersebut dihuni oleh para penduduk.

Selanjutnya diterangkan bahwa di atas bukit tempat Pangeran Samudro dimakamkan, apabila menjelang musim hujan ataupun kemarau tampaklah kabut-kabut hitam seperti asap (kukus). Karena hal itulah, penduduk setempat menyebut bukit itu “Gunung Kemukus” sampai dengan saat ini. Demikianlah asal-usul Gunung Kemukus.

Sejarah Sendang Ontrowulan
Setelah menerima kabar dari Abdi Dalem Pangeran Samudro, Sultan Demak kemudian menyampaikan berita meninggalnya Pangeran Samudro tersebut kepada ibu Pangeran Samudro, R.Ay. Ontrowulan. Terkejutlah beliau mendengar berita tersebut dan memutuskan untuk menyusul ke tempat Pangeran Samudro dimakamkan. Kepergian ibunda Pangeran Samudro ke makam putranya diantar oleh abdi Pangeran Samudro yang setia. Ibunda Pangeran Samudro berniat untuk bermukim di dekat Makam Pangeran Samudro dan merawat makam putranya tersebut.

Setelah sampai di pemakaman, ibunda Pangeran Samudro langsung merebahkan badannya sambil merangkul pusara putra satu-satunya yang amat dicintainya.

Sampai pada suatu ketika ia merasa bertemu kembali dengan putranya serta dapat bertatap muka dan berdialog secara gaib :
“Oh Ananda begitu sampai hati meninggalkan aku dan siapa lagi yang kutunjuk sebagai gantimu, hanya engkau satu-satunya putraku dan aku tidak dapat berpisah denganmu”.

Jawab Pangeran Samudro :
“Oh Ibunda, Bunda tentu tidak dapat berkumpul dengan Ananda sebab ibunda masih berbadan jasmani dan selama belum melepas raga, untuk itu harus bersuci terlebih dahulu di sebuah “sendang” yang letaknya tidak jauh dari tempat ini”.

Setelah terbangun dan tersadar dari pertemuan dengan putranya, beliau pun bangkit dan pergi ke sendang yang dikatakan putranya untuk bersuci. Setelah itu, rambutnya yang sudah terurai dikibas-kibaskan dan jatuhlah bunga-bunga penghias rambutnya. Konon bunga-bunga tersebut tumbuh mekar menjadi pepohonan “Nagasari” yang dapat dijumpai di sekitar lokasi hingga kini.

Oleh karena tebalnya rasa kepercayaan ibunda Pangeran Samudro yang melampaui batas keprihatinan, beliau akhirnya dapat mencapai muksa secara gaib sampai badan jasmaninya. Hal ini dikarenakan tak seorang pun tahu kemana perginya R.Ay. Ontrowulan atau dengan kata lain ibunda Pangeran Samudro hilang tak tentu rimbanya. Untuk mengenang peristiwa tersebut tempat bersuci R.Ay. Ontrowulan, diberi nama “Sendang Ontrowulan”.

Sejarah dan Waktu Ziarah di Makam Pangeran Samudro:
Setiap hari selalu ada pengunjung yang berziarah ke Makam Pangeran Samudro meskipuntidak banyak. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang melakukan suatu pantangan/sesirihtertentu, misalnya melakukan pati geni selama beberapa hari di sana.

1. Setiap Kamis malam Jum’at jumlah pengunjung lebih banyak dari hari-hari biasa.
2. Setiap Kamis malam Jum’at Pon dan Kamis malam Jum’at Kliwon merupakan puncak kunjungan wisatawan/peziarah. Tidak kurang dari 10.000 pengunjung dari berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa datang untuk berziarah di tempat ini.

Puncak kunjungan wisatawan/peziarah di Gunung Kemukus terjadi setiap malam Ju’mat Pon di bulan Suro/Muharam. Pengunjung malam Jum’at Pon di bulan Suro/Muharam mencapai 15.000 orang dan pada malam Jum’at Kliwon di bulan Suro/Muharam mencapai 7.000 orang. Pada hari pertama di bulan Suro/Muharam diadakan ritual pencucian selambu makam Pangeran Samudro, yang biasa disebut dengan ritual Larab Slambu/Larab Langse, yang dilanjutkan dengan pentas wayang kulit semalam suntuk sebagai acara rutin tahunan di objek wisata ini.

Waktu yang tepat untuk berziarah menurut literatur yang ada dan tradisi masyarakat di sekitar Gunung Kemukus adalah hari Kamis malam Jum’at Pon. Hal ini bertolak dari kisah pada zaman kerajaan Demak, sebagai berikut :

Pada suatu ketika di hari Jum’at Pon setelah Sultan Demak melaksanakan sholat berjamaah (Jum’atan), beliau melayangkan pandangannya ke atas dan dilihatnya sebuah bingkisan. Kejadian tersebut tidak diketahui oleh seorang pun kecuali oleh Sultan sendiri. Bingkisan tersebut lalu diambil dan didalamnya terdapat kain putih yang bertuliskan “Ini adalah pakaian untuk bekel (Senopati) Tanah Jawa”. Sebuah benda berbentuk “Kotang Ontokusumo”. Kemudian menurut adat, pakaian ini dikenakan oleh orang yang akan memangku jabatan Pangeran Pali.

Kemudian kejadian itu dijadikan sebagai dasar / ketentuan dengan para wali. Ketentuan di mana apabila Sultan Demak berkenan mengadakan pertemuan dengan para wali, maka waktunya ditentukan yaitu tepat pada hari Jum’at Pon untuk memperingati peristiwa penemuan Pusaka Kotang Ontokusumo.

Berdasarkan pada cerita tersebut, masyarakat sekitar kemudian menjadikan malam Jum’at Pon sebagai puncak tahlilan/do’a bersama. Sampai saat ini, pada setiap malam Jum’at Pon banyak orang berduyun-duyun datang untuk berziarah ke Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus.

Inti Ziarah di Makam Pangeran Samudro
“Sing sopo duwe panjongko marang samubarang kang dikarepke bisane kelakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep, ati kang suci, ojo slewang-sleweng, kudu mindeng marang kang katuju, cedhakno dhemene kaya dene yen arep nekani marang panggonane dhemenane” (Kadjawen, Yogyakarta : Oktober 1934)

“Barang siapa berhasrat atau punya tujuan untuk hal yang dikehendaki maka untuk mencapainya harus dengan kesungguhan, mantap, dengan hati yang suci, jangan serong kanan / kiri harus konsentrasi pada yang dikehendaki / yang diinginkan, dekatkan keinginan, seakan-akan seperti menuju ke tempat kesayangannya / kesenangannya”.

Petikan naskah atau wacana tersebut memang dapat ditafsirkan keliru, khususnya oleh masyarakat awam. Ada pendapat yang keliru yang mengatakan bahwa apabila berziarah ke Makam Pangeran Samudro harus seperti ke tempat kekasih/dhemenan dalam pengertian bahwa berziarah ke sana harus membawa isteri simpanan atau teman kumpul kebo serta melakukan hubungan seksual dengan bukan istri atau suami yang sah.. Parahnya, pendapat tersebut telah diterima oleh sebagian besar masyarakat.

Akan tetapi pandangan atau pendapat tersebut tidak benar dan perlu diluruskan. Munculnya pendapat tersebut berawal dari penafsiran pengertian kata “dhemenan”. Pengertian kata “dhemenan” dalam bahasa Jawa diartikan kekasih lain yang bukan isteri/suami sah (pasangan kumpul kebo), kekasih gelap, isteri/suami simpanan. Sehingga pengertiannya menjadi apabila ziarah ke Makam Pangeran Samudro harus membawa dhemenan.

Arti sesungguhnya dari kata “dhemenan” dalam konteks naskah dalam bahasa Jawa tersebut adalah keinginan yang diidam-idamkan, cita-cita yang ingin segera terwujud/tercapai seperti seakan-akan ingin menemui kekasih.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti ziarah di Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus adalah apabila punya kemauan, cita-cita yang ingin dicapai atau apabila menghadapi rintangan yang menghalangi jalan untuk mencapai cita-cita/tujuan tersebut harus dilakukan dengan cara sungguh-sungguh, hati yang bersih suci dan konsentrasi pada cita-cita dan tujuan yang akan dicapai/dituju. Dengan demikian, terbukalah jalan untuk mencapai cita-cita dan tujuan tersebut dengan mudah.

Nilai-nilai Keteladanan Pangeran Samudro
Apabila saat ini Makam Pangeran Samudro selalu ramai dikunjungi oleh peziarah adalah karena adanya keyakinan bahwa semasa hidupnya Pangeran Samudro adalah orang yang mulia, besar jasanya pada bangsa dan negara, serta selalu berbuat baik dan menghormati sesama.

Hal-hal yang perlu diteladani oleh para peziarah dari seorang figur Pangeran Samudro adalah :

1. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menghargai orang tua sebagai perantara lahir manusia ke dunia.
3. Selalu taat dan setia kepada negara dan Sultan (Pemerintah)
4. Tidak takut menghadapi kesukaran,dan penderitaan dalam menunaikan tugas.
5. Seorang tokoh pendamai/pemersatu bangsa dan selalu bertanggung jawab.

INFORMASI UMUM

Lokasi Administratif
Secara administratif, Obyek Wisata Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Letak Geografis

Secara geografis, Objek Wisata Gunung Kemukus terletak sekitar ± 29 KM di sebelah utara kota Solo. Dari Sragen sekitar 34 KM ke arah utara. Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Dari kota Sragen dapat ditempuh selama ± 45 menit dengan kendaraan bermotor melewati jalan Sragen - Pungkruk/Sidoharjo - Tanon - Sumberlawang/Gemolong - Gunung Kemukus.
Dari kota Solo dapat menggunakan kendaraan bermotor selama ± 30 menit, melewati jalan Solo – Purwodadi turun di Barong kemudian menuju Gunung Kemukus dengan perahu menyeberangi Waduk Kedung Ombo.

Spesifikasi Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus
Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Dengan dibangunnya Waduk Kedung Ombo menjadikan Makam Pangeran Samudro berada di atas bukit yang menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Oleh karena itu, Obyek Wisata Gunung Kemukus juga merupakan salah satu objek wisata tirta di Kabupaten Sragen.

Komplek Makam Pangeran Samudro adalah Obyek Wisata Budaya di Kabupaten Sragen. Kawasan tersebut terdiri dari :

1. Bangunan utama berbentuk rumah joglo dengan dinding batu bata dan bagian atasberdinding kayu papan. Didalamnya terdapat tiga makam. Satu buah makam besar yangditutupi kain selambu adalah makam Pangeran Samudro dan R.Ay. Ontrowulan. Sedangkan duamakam lainnya adalah makam dua abdi setia Pangeran Samudro yang selalu mengikuti beliaukemanapun pergi.
2. Di sebelah kanan makam terdapat sendang (sumber air) yang bernama “Sendang Ontrowulan”. Sendang tersebut merupakan tempat bersuci R.Ay. Ontrowulan ketika akan menemui putranya yang sudah meninggal. Air sendang tersebut dikenal tidak pernah habis, bahkan di musim kemarau sekalipun.

Fasilitas Pengunjung
Kawasan Wisata Gunung Kemukus dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pariwisata yang tentu saja bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi para pengunjung, antara lain: mushola, kamar kecil, tempat parkir, penginapan, dan ruang informasi.

Makam Sunan Gunung Jati

Dihiasi dengan keramik buatan Cina jaman Dinasti Ming. Di komplek makam ini di samping tempat dimakamkannya Sunan Gunung Jati juga tempat dimakamkannya Fatahilah panglima perang pembebasan Batavia. Lokasi ini merupakan komplek pemakaman bagi keluarga Keraton Cirebon, terletak + 6 Km ke arah Utara dari Kota Cirebon.

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, lahir sekitar 1450 M, namun ada juga yang mengatakan bahwa beliau lahir pada sekitar 1448 M. Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari kelompok ulama besar di Jawa bernama walisongo.

Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.

Bambu Apus Pringgolayan, Bambu Wulung dan Bambu Ori

Bambu Apus (Gigantochloa apus Kurz) yang tumbuh dibelakang makam Pangeran Pringgoloyo dkampung Pringgalayan, Kotagede, Yogyakarta sejak jaman dulu dipercaya memiliki tuah membuat pekarangan menjadi angker, karena itu sering digunakan untuk mengusir penyewa yang bandel, tidak mau pindah. Biasanya sepotong bambu apus ditanam atau ditaruh dekat pintu rumah, tetapi setelah tujuannya tercapai segera dikembalikan ke Pringgolayan. Menurut juru kunci makam, semua bambu apus di Pringgolayan mempunyai sifat demikian, tetapi sifat baiknya juga ada termasuk jimat penglaris dagang, tumbal keselamatan, menolak jin jahat.Semua tergantung dari permohonannya.

Bambu wulung (Gigantochloa verticillata Munru) dan bambu Ori (Bambusa Bambos Miq) juga dipercaya memiliki tuah menolak setan. Untuk keperluan ini, ambil sepotong buluh bambu yang satu ruasnya tertutup kemudian taruh disisi pintu masuk dan isi buluh bambu itu dengan air cucian beras, potong dlingo bangle, garam dan rumput alang-alang. Setiap kali, misal setiap minggu, isi dengan air cucian beras, sarana ini selain menolak jin jahat juga menolak tuju,tenung dan santet. Cara lain, ambil bambu ini dalam bentuk tusuk sate (diruncingkan). Masing-masing disudut perkarangan atau rumah tusukan bambu ini kedalam tanah. Taburi garam dan irisan dlingo bangle disekitar tusukan sate ini.


Tingkatan Ilmu Kejawen

Terdapat 3 tingkatan dalam pengetahuan Kejawen :

1. Tingkat pertama: disebut dengan KANURAGAN, diambil dari kata “RAGA” atau “Jasmani – The body”. Pada dasarnya tingkatan ini untuk para anak muda, tubuh mereka menjadi bisa kebal terhadap serangan benda tajam, seperti pisau, belati, bahkan sampai anti peluru. Berdasarkan dari hasil mengolah raga ini, mereka lebih mempercayainya sebagai tingkat kekuatan supernatural atau mistis.
2. Tingkat kedua: disebut dengan KASEPUHAN, diambil dari kata “SEPUH” atau “Tua – The old”, pengetahuan ini biasanya juga bisa dapat untuk memnyembuhkan penyakit, akan tetapi pada dasarnya diperuntukkan sebagai penghormatan hari lahir seseorang atau dikenal dengan “Slametan Wetonan”,; Slametan diambil dari kata “Slamet” ; dengan diadakannya acara ritual ini diharapkan datangnya keselamatan bagi seseorang, baik selamat dari mara bahaya atau sakit penyakit (well being)

3. Tingkat ketiga: disebut dengan NGELMU SEJATI; (True knowledge) KASUNYATAN (True Reality), pengetahuan ini bagi seseorang yang baik dan bijaksana dan berhasil mencapai tingkatan ini bisa melihat secara nyata kejadian yang terjadi dalam hidupnya atau kebenaran sejati. Dengan perkataan lain sudah tidak ada lagi rahasia dalam hidupnya; semuanya menjadi kenyataan.

Biasanya seseorang yang telah dapat sampai pada tingkat Kasunyatan kuranglah begitu memuaskan dirinya, yaitu sebuah pengetahuan tentang yang sering disebutkan oleh orang Jawa JUMBUHING KAWULO LAN GUSTI; Harmonious relation between servant & Lord/God. Walaupun juga seseorang telah benar-benar faham tentang ngelmu Kasepuhan, kadangkala mereka juga sering khawatir dan sering juga tidak menemukan kedamaian sejati (inner peaceful feeling), mereka pergi dan mencari guru spiritual atau Guru untuk mendapatkan wawasan yang lebih dari sekedar memecahkan persoalan hidup.
Untuk menguasai ilmu Kasunyatan( True knowledge; True Reality) membutuhkan waktu yang sangat panjang sekali, karena hal ini berkaitan dengan latihan kesetiaan atau untuk menjadi setia, dan latihan menggunakan getaran kekuatan batin yang bersih. Hanya seseorang yang benar-benar telah matang usia, jujur, bijaksanalah yang dapat mencapai tingkatan ini, dengan demikian juga itupun harus melalu proses “perijinan” dari yang Maha tinggi.


Makam Syekh Umar Sutadrana





Makam Syekh Umar Sutadrana salah satu makam yang terkenal di Wonosobo. Bahkan sampai manca negara, terutama Malaysia dan Singapura. Terletak di Dusun Kaligintung Desa Guntur Madu Kecamatan Watumalang, makam kuna ini tak pernah sepi peziarah. Konon, banyak berdoa di tempat itu banyak terkabulnya. Hanya saja, peziarah sudah diwanti-wanti untuk tidak memohon hal-hal buruk, berbau kemaksiatan. Bila pantangan ini dilanggar, akan diusir oleh penghuninya.

Dusun Kaligintung berada di perbukitan. Pemandangan kanan kiri cukup indah. Hamparan sawah menghijau dan gemericik air sungai mengalir menambah ketenangan desa di ketinggian itu. Makam Syekh Umar Sutadrana terletak di pemakaman desa. Melewati jalan kecil bercor melewati perkampungan.

Cungkup atau rumah yang melindungi makam dibuat sedemikian rupa. Di dalamnya terdapat makam Syekh Umar Sutadrana dan istrinya. Namun tidak berdampingan. Berada di bawah. Selain itu di dalam makam juga terdapat tempat bersemedi. Dilengkapi kamar mandi dan ruang dapur. Sehingga jauh dari kesan seram maupun horor.

Suasana makam sangat sejuk. Angin berhembus leluasa dari perbukitan di kanan kompleks makam. Tak heran bila peziarah betah berlama-lama di situ. Mereka datang dari berbagai kota di Indonesia. Bahkan dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Australia.

Di buku tamu yang disediakan juru kunci atau sesepuh desa Patah Tjitpto Suwiryo, tertulis pengunjung dari Surabaya, Lumajang, Jakarta, Semarang, Solo dan kota-kota sekitar Wonosobo. Siapa Syekh Umar Sutadrana, sehingga makamnya begitu dikenal hingga negeri jiran?

“Beliau datang dari Arab, keturunan ke-31 Nabi Muhammad. Datang ke Indonesia tahun 1820 bersama ayahnya Syekh Abdul Rahim. Sebagai pedagang sekaligus menyebarkan agama Islam. Menginjakkan tanah Jawa pertama kali di Jogjakarta,”ujar Patah Tjipto Suwiryo mengawali ceritanya.

Nama aslinya hanya Umar, kemudian membaur dengan orang Jawa ditambahi Sutadrana. Lantas ia bersama ayahnya menjadi prajurit Mataram. Berjuang melawan penjajah Belanda di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Ketika Belanda berhasil memukul perlawanan Pangerang Diponegoro, prajuritnya kocar-kacir. Syekh Umar dan ayahnya lari ke Wonosobo. Bersembunyi di suatu tempat yang kini disebut Sudagaran. Hingga memiliki 6 anak dari istri yang berasal dari Jogja.

“Enam anaknya itu bernama Eyang Jami, Eyang Mangundrana, Noyodrono, Singodrono, Surodipo, dan Abdullah. Singodrono itu Eyang saya, sedangkan Abdullah menurunkan anak-anak yang kini berada di Singapura,”cerita pria beranak 7 itu dengan runtut.

Meskipun sudah lama bermukim di Sudagaran, ternyata tentara Belanda masih mencium jejaknya. Akhirnya diputuskan, untuk pindah ke pinggiran kota agar lebih aman. Dusun Kaligintung Desa Guntur Madu menjadi pilihan keluarga besar Syekh Umar untuk menetap. Hingga akhir hayatnya, dia tinggal di desa tersebut. Sementara anak keturunannya tersebar di berbagai kota sekaligus di Malaysia.

Makam Syekh Umar dikeramatkan oleh penduduk setempat. Karena memiliki keanehan-keanehan. Dikatakan Patah, sebelum dibangun, makam berada persis di bawah pohon wuru. Daunnya lebat. Anehnya, daun-daun kering itu tak pernah jatuh di atas pusaranya. Tetapi berada di pinggir-pinggir. Sehingga makam selalu bersih. Di atas makam terdapat jalan setapak. Kata Patah, kalau ada orang ingin lewat di jalan tersebut berpikir berulangkali. Pasalnya, seringkali terjadi keanehan. Mendadak muncul cahaya putih yang berasal dari pusara.

Ketika akan dibangun cungkup, Patah sangat berhati-hati. Sebab Syekh Umar sudah berpesan tidak ingin dibuat cungkup yang menutupi keseluruhan makam. Namun diizinkan untuk diperbaiki. “Sehingga makamnya tetap utuh seperti itu. Dua batu nisan kuna tidak diganti, begitu juga tanahnya. Tembok di sekeliling tidak tertutup rapat. Suasana makam cukup sejuk dan mendukung sekali untuk berdoa,”tandasnya.

Jangan sekali-sekali datang ke makam dengan niat berdoa untuk kemaksiatan atau keburukan. Peringatan itu disampaikan Patah Tjipto pada siapa saja yang hendak berziarah. Permohonan atau doa hanya untuk kebaikan, tidak lebih. Dikatakan pensiunan kepala sekolah SD Guntur Madu itu, pernah ada kejadian unik yang dialami peziarah.

Pengunjung dari Pati itu berziarah karena pikirannya sudah bumpet, terjerat hutang ratusan juta. Saat berdoa khusuk, dia merasa di depannya ada sekotak uang. Reflek ia ingin mengambilnya. Namun tak teraih, padahal berada tepat di depannya. Kejadian semacam itu, kata Patah hanya sebagai gambaran. Untuk meraih cita-cita perlu ada daya upaya. Tidak hanya dilakukan dengan doa, tapi diikuti oleh usaha.

Cerita lain adalah ketika peziarah dari Madiun diusir dari makam oleh penghuninya. Barangkali peziarah ini meminta hal-hal yang tidak diperkenankan. “Entah apa yang diminta. Ketika sedang tahlilan mendadak dia merasa di sampingnya muncul asap putih. Lama kelamaan menebal membentuk sosok pria bersurban putih. Lalu mengucapkan kata-kata ‘pulang’ sembari tangannya mengusir peziarah itu. Karuan, dia langsung meninggalkan makam,”ujarnya kepada Radar Semarang ketika berkunjung ke rumahnya di Guntur Madu beberapa waktu lalu.

Kejadian itu untuk memperingatkan para peziarah agar tidak memohon hal-hal yang neko-neko. Pernah pula, seorang peziarah diwajibkan membersihkan lingkungan makam karena ada tikus mati. Pada hari pertama datang, ada bangkai tikus. Terpaksa, pengunjung membersihkan. Beberapa saat tertidur, ketika bangun, kembali ditemukan bangkai tikus. Keanehan inilah yang membuat makam tersebut dikeramatkan oleh penduduk setempat.

Bagi mereka yang benar-benar ingin terkabul cita-citanya harus melewati serangkaian godaan. Saat berada di makam, akan muncul ular berjalan di dekatnya. Kemudian datang harimau menguji keberaniannya.
“Terakhir ada pocongan yang menghampiri lalu jatuh di pangkuannya. Apakah peziarah akan mampu menghadapi berbagai cobaan itu,”katanya setengah bertanya.

Makam Syekh Umar diresmikan pada awal tahun 1993. Ribuan masyarakat dari Palembang, Jakarta, Bandung datang. Tidak ketinggalan keturunannya dari Malaysia dan Singapura juga ikut menyaksikan. Makam diresmikan oleh Bupati Wonosobo yang waktu itu masih dijabat oleh Sumadi.

Tiap tahun peziarah dari Malaysia dan Singapura pasti datang. Semula hanya beberapa orang, kini rombongan sampai ratusan. Mereka berasal dari organisasi keagamaan Rufaqa dan Awariyun. Pernah pula bertandang Persatuan Islam dan Pencaksilat Singapura (Prepensis) pada tahun 1994.

Patah sendiri mengaku sering merasakan rindu bila 3 hari tak mengunjungi makam. Suasana yang sejuk, membuat hati tentram. Dan sangat mendukung kekhusukan dalam berdoa. Kehadiran para peziarah sedikit banyak berimbas positif pada perekonomian warga setempat. Sejumlah rumah di Dusun Kaligintung mayoritas tembok dan dibangun dengan bagus.

Biriang Sejenis Ilmu Hitam Perusak Kulit

Berbagai jenis santet yang telah kita kenal selama ini memang beragam, Di setiap daerah memiliki kataristik ilmu santet yang berbeda, bak pepatah Lain lubuk lain ikannya lain padang lain pula belalangnya, pepatah ini mengartikan bahwa setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing ,Santet memang di indentik dengan ilmu hitam yang menyebabkan korbanya menderita atau mati, sifat santet yang desktruktif membuat setiap orang yang mendengar namanya saja sudah merasa ciut  nyalinya ,karena membayangkan kejamnya ilmu santet tersebut.

Sebahagian besar ilmu santet di gunakan untuk menyakiti lawan atau saingan, ilmu hitam seperti santet ini ada juga yang menamakan dengan Teluh, Namun yang penulis paparkan kali ini adalah jenis santet yang terkenal di Sumatra Barat berbanama ‘’Biriang’’ santet ini di kategorikan santet yang tidak mematikan, namun menyiksa sasarannya, betapa tidak Santet jenis ini hanya menyerang bagian luar tubuh  saja yaitu  bagian kulit, Sasaran yang terkena Santet  Biriang akan mengalami sakit kulit parah dan gatal yang amat sangat, Sehingga korban tidak akan berhenti untuk menggaruk rasa gatal yang di alaminya. Semakin di garuk maka kulit semakin gatal  dan akhirnya mengalami luka akibat garukan tangan, sehingga akan lebih cepat menjalar ke seluruh tubuh.

Santet biriang ini terdiri dari beberapa jenis dari yang ringan sampai yang kategori berat, bahwa ada tiga  jenis santet  biriang ini, Yang pertama yang pertama bernama ‘Biriang asok (asap), Biriang ini di kategorikan jenis yang agak ringan, Seseorang yang terkena biriang ini mengalami gatal di kulit dan ketika di garuk kulit seperti kering dan menimbulkan bekas putih seperti asap, jenis ini cepat sekal penyebaranya ke seluruh kulit semakin di garuk kulit semakin gatal dan dari garukan tangan inilah akan menyebar ke seluruh jaringan kulit.

Jenis ke dua adalah biriang kariang (kering)  hampir sama dengan jenis pertama namun sedikit lebih berat karena kulit yang terkena mengalami kering dan bercak-bercak ketika di garuk  kulit akan  terkelupas   dan terasa tambah gatal dan terasa  perih , saat itulah korban merasakan jadi serba salah jika di biarkan terasa sangat gatal, kalau di garuk kulit akan terkelupas dan perih..Penyebaran nyapun sangat cepat sehingga kalau tidak segera di obati seluruh tubuh akan terkena oleh santet biriang  kariang ini.

Jenis ketiga adalah Biriang basah, jenis ini  terkenal sangat ganas, bila terkena serangan biriang basah ini permukaan kulit akan tumbuh bentol2 kecil menyerupai jerawat yang berisi cairan berbau sangat amis..dan jika di garuk maka bentol2 yang berisi cairan tersebut akan pecah dan justru dengan pecahnya bentol tersebut menyebabkan penyebaran ke seluruh jaringan kulit akan sangat cepat, korban tidak saja merasakan gatal yang sangat, namun gatal tersebut du barengi rasa perih yang menusuk kedalam daging,bahkan lama kelamaan perihnya  terasa sampai ke tulang.

Bila mana Biriang basah ini sudah menyebar ke seluruh tubuh maka  korban tidak agi bisa tidur atau berbaring beralaskan kain, namun harus beralas dengan daun pisang,santet biriang basah ini menimbulkan bau amis yang menyengat, dan korbanpun mengalami penderitaan yang luar biasa.

Menurut keterangan salah seorang  Guru saya, santet ini banyak di gunakan untuk membuat malu seseorang. Sehingga korban yang terkena santet biriang ini akan merasa minder dalam bergaul. Santet biriang bisa di lakukan kapan saja , Karena santet biriang ini berbentuk minyak yang di masukkan dalam botol kecil, hanya denga mengambil sedikit saja minyak dengan lidi kemudian di oleskan pada pakaian yang di jemur atau langsung pada sasaran  maka santet biriang akan bekerja efektiv menyerang seluruh jaringan kulit.

Santet biriang ini menggunakan bahan2 ramuan yang sangat sulit di cari di antaranya adalah , Daun jelatang , ambacang hutan, Rangeh atau rengas, kacang miang, kulit kayu ipuah, semua bahan di campur dan di rituali dan di bacakan mantra mistik selama beberapa hari, untuk bahan santet biriang basah di tambah dengan cuka getah beberapa tetes, Namun setiap penyakit pastilah ada obatnya, namun untuk jenis sakit di akibatkan oleh mistik atau gaib jarang bisa di tangani oleh dokter atau pengobatan medis.

Pengobatan Biriang haruslah di lakukan oleh orang pintar , Karena penyakit biriang yang berasal dari gaib pengobatannyapun harus melalui gaib pula, Biasanya orang pintar tersebut akan segera mendeteksi jenis biriang yang telah menyerang pasiennya, dan si orang pintar atau dukun tersebut akan segera mencari ramuan pengobatan yang sesuai dengan jenis biriang yang telah di ketahui jenisnya, untuk biriang asok atau kering pengobatannya melalui ramuan ringan seperti tumbuhan jariangau, sejenis tumbuhan beruas dan batangnya sebesar jari tangan serta daunnya menyerupai daun ilalang, lalu di tambah dengan kunyit bulai, serta sedikit ragi,semua bahan di haluskan dan beri sedikit aur hangat kemudian ramuan tadi di oleskan ke seluruh kulit yang terkena santet biriang tersebut. Beberapa kali dalam sehari.

Pengobatan ini terus di lakukan selama tujuh hari berturut-turut, dan biasanya setelah tujuh hari kulit yang terkena santet biriang akan sembuh, tanpa bekas, Sedangkan untuk jenis biriang basah di perlukan bahan ramuan dari binatang Bingkarung atau kadal tanah, Binatang melata yang sering kita temui di tempat-tempat sampah, ukuran kadal ini hanya sebesar ibu jari tangan,Panjang tubuh dari kepala sampai ujung ekor sekitar dua puluh cm punggung berwarna coklat sedikit mengkilap sedangkan bagian perut berwarna putih sisi kanan dan kiri punggung binatang ini berwarna kebiruan, makanan utama kadal adalah serangga, kulit binatang ini beracun, untuk pengobatan biriang basah di perlukan tujuh ekor kadal yang telah dewasa atau tua.

Kemudian carilah kelapa hijau yang telah tua dan buatlah minyak dari perasan santan kelapa hijau tersebut, pengolahan obat dari tujuh ekor kadal dan minyak kelapa hijau ini nanti yang akan di jadikan obat santet biriang basah tersebut, Setelah mejadi minyak kelapa asli maka angkatlah dari atas api biarkan beberapa saat kemudian masukkan ke tujuh ekor kadal tersebut ke dalam minyak ,Biarkan agak dingin, setelah itu pergunakan untuk mengolesi bagian tubuh yang terkena biriang,secara merata,lakukan setiap hari. Maka santet biriang akan sembuh dengan cepat, konon bila santet biriang ini tidak di obati atau terlambat mengobatinya, maka bukan saja kulit tubuh yang akan hancur namun lebih dari itu. Santet biriang akan merasuk kedalam daging bahkan sampai ke tulang. Dan mungkin kematian yang akan menjemput  penderita.

Santet biriang ini sampai sekarang masih populer di kalangan masyarakat  Sumatera barat khususnya suku minang ,maka ada peribahasa mengatakan ‘’Mulutmu adalah harimau-mu yang akan menerkam dirimu sendiri’’ pepatah ini memuat makna agar kita harus hati-hati dengan ucapan kita sendiri terhadap orang lain,.karena tidak mungkin dengan kata-kata yang ke luar dari mulut kita orang akan tersinggung dan bisa jadi hal itu akan menimbulkan perselisihan dan ujungnya akan timbul dendam.nah  dari dendam inilah nanti timbul akan membalasnya.

Dan Al qur’an di dalam surah Al-Falaq menerangkan bahwa Santet atau sihir timbul karena Hasad dan hasud atau dengki ke pada sesama, mungkin di karenakan tidak suka dengan keberhasilan orang lain atau karena benci terhadap lawannya maka timbulah pemikiran untuk menyingkirkan orang yang tidak di sukai. Dan mungkin  di jaman modren ini kalau terang-terangan berbuat tindak kejahatan akan kena sangsi pidana, maka solusinya adalah dengan mencari jalan aman tersembunyi dan rahasia dan alternative itu adalah dengan jalan sihir atau black magic dengan perantara dukun ilmu hitam.

Santet atau sihir memang di larang keras dalam agama,bahkan  hadist nabi mengatakan bahwa sihir adalah di kategori sirik, barang siapa mendatangi dukun maka ibadahnya tidak  di terima empat puluh hari..bahkan ancaman neraka orang yang melaksanakan sihir. Semoga kita di lindungi hal-hal yang di larang agama. Wallahualam.


Mistik Pesugihan Pemuja Setan

Kesaksian ini dituturkan oleh seseorang yang enggan disebut identitasnya. Dia berkisah tentang sepenggal pengalaman yang sangat menyeramkan, yakni bekerja di sebuah perusahaan garmen dengan seorang bos yang ternyata memuja setan. Seperti apa kisah lengkapnya.

Setelah sekian lama menumpang di rumah kerabat tanpa ada penghasilan, akhirnya sebuah perusahaan besar skala internasional (kata iklan yang mereka cantumkan di koran), berkenan menerimaku sebagai karyawan di bagian produksi. Wah senang sekali, sebab aku punya sedikit uang untuk memanjakan diri. Pintu besi gerbang besar perusahaan itu telah menyambutku kedatanganku di hari pertama masuk. Sambil menunggu waktu, kukelilingi area bangunan besar itu, sekalian melihat-lihat suasana gedung, pelataran parkir, gudang, serta satu bangunan tua yang menjadi bangunan induk tempat perusahaan besar ini menjalankan aktivitas bisnisnya.

Di mataku, bangunan tua yang kumaksudkan tadi merupakan satu bangunan bergaya lama yang terletak di daerah kota tua, namun masih memperlihatkan sisi megah yang menyiratkan kejayaan masa lalu pemiliknya. “Pemiliknya pasti sangat kaya hingga dapat memiliki gedung besar yang hampir semegah museum ini. Aku yakin bangunan ini bisa menjadi satu warisan bersejarah yang telah dipakai secara temurun-temurun dari pemilik lama perusahaan ini kepada orang yang sekarang yang mewarisinya,” pikirku.

Menurutku, bangunan bergaya klasik ini pastilah banyak menyimpan cerita. Atau bahkan peristiwa atas jatuh bangunnya bisnis keluarga kaya raya tersebut. Dan dalam suasana pagi yang cerah, aku sangat menikmati panorama bangunan tua ini. Namun aneh, tiba tiba sepertinya ada satu kekuatan lain yang menyergapku. Kirasakan seperti ada suara angin yang berhembus lembut, seolah-olah meniup daun telingaku. Sayup-sayup terdengar seperti suara desahan binatang buas di kejauhan yang terbawa angin.

“Ada apa sesungguhnya?” batinku. Kedua mataku, masih terus asik menikmati bangunan tua yang pasti adalah karya Bangsa Belanda itu, sebab arsitekturnya memang bergaya Eropa. Sekilas, tampak gedung megah ini kurang terawatt. Jendela besar berkaca buram, kotor, begitu juga dengan koridor panjang yang melingkarinya. Semuanya terkesan kumuh serta sedikit agak angker. Bahkan, tangga ke lantai atas pun hanya disinari sebuah lampu neon yang cahanya mulai temaram. Tak sengaja, pandanganku tertuju pada salah satu jendela yang paling kusam di lantai empat. Entah ruangan apa di atas sana. Sepertinya, ruangan itu hanya disinari oleh cahaya redup lampu 10 watt. Seketika itu juga semua pandanganku seakan diselimuti oleh hal yang berbau mistis, seolah-olah ada sepasang mata yang sedang bergerak mengawasiku dari atas sana. “Mungkinkah penunggu gedung tua ini sedang mengawasi gerak-geriku,” bisiku dalam hati. Lalu, segera kuabaikan pikiran itu. Kumantapkan tekadku yang ingin bekerja untuk mendapatkan uang demi kebutuhan hidupku.

“Tunggu sebentar lagi ya, Mas. Bos masih ada urusan. Mohon maaf agak lama menunggu.” Suara merdu wanita muda mengagetkanku. Rupanya, tidak terasa aku sudah satu jam lebih menunggu untuk mendapat giliran masuk wawancara. Ketika giliranku masuk, ternyata bos besar itu sedang menyantap makan siang dengan sangat rakusnya. Mulutnya dipenuhi makanan, kedua pipinya belepotan bumbu lauk-pauk, sementara kedua tangannya sibuk menyendok makanan dan memilah buah-buahan pencuci mulut yang ada di atas meja, seolah tak mempedulikan kehadiranku.

Aku kembali terpana melihat caranya makan. Hampir menyerupai seekor binatang buas yang baru saja mendapat mangsa. Aneh, bukankah dia seorang bos besar yang memiliki perusahaan bertaraf internasional? Tapi mengapa cara makannya seperti orang kelaparan? “Ayo, silahkan duduk!” katanya menawariku. Lamunanku pun terputus. Dengan sungkan, aku segera duduk di depan meja kerjanya.

Sambil mencuri-curi pandang, kucoba amati keadaan ruang kerja sang bos. Sungguh aneh, ruangan besar itu hampir dipenuhi oleh umbo rampe (sesaji) yang sudah kering. Bahkan, nampak buah-buahan sesaji yang mulai membusuk hingga airnya menetes mengotori dinding serta karpet lantai. Aneka kue jajanan menjamur diatas meja. Tampak juga beberapa dupa yang masih menyala hingga asapnya memenuhi tiap sudut ruangan. Tak hanya itu, pada dinding serta langit-langit ruangan bergelantungan aneka jimat hingga menambah keunikan ruang kerja ini.

Kembali aku dibuat semakin takjub, manakala pandanganku mengarah pada sebuah patung besar setinggi hampir 2 meter yang dikelilingi banyak sesaji. Patung ini berdiri tegak disudut ruangan yang agak gelap. Aneh, siapakah laki-laki di depanku ini sebenarnya? Saat bertanya jawab denganku, ternyata si bos ini memiliki sebentuk wajah yang agak aneh. Matanya menyerupai mata iblis seperti di film film animasi, sementara kedua alisnya naik ke atas bak alis para pendekar silat. Saat tersenyum pun dia lebih mirip menyeringai daripada senyuman, sembari memperlihatkan deretan giginya yang kotor serta tidak terawatt, bahkan masih dipenuhi sisa sisa makanan.

Sekalipun sangat aneh dan mengganggu pikiranku, namun aku terpaksa harus mengabaikan semua ini. Ya, demi mendapatkan sebuah pekerjaan! Singkat cerita, aku memang diterima bekerja di kantor tersebut. Setelah beberapa lama bekerja, baru kusadari kalau aku sebenarnya cuma jadi umpan kawan-kawan sekantor yang enggan lembur pada setiap kamis malam atau malam Jum’at. Ada apa sebenarnya? “Hati hati dengan yang ada dilantai empat, Man!” bisik Larno, salah seorang teman sejawat yang baik padaku.

Aneh, peringatan ini bukan hanya datang dari Larno. Bahkan Pak Ishak, penjaga malam di gedung ini juga telah memperingatkanku agar tidak mencoba-coba naik ke lantai empat sendirian apabila hari telah gelap. “Kamu pasti celaka, Nak!” tegasnya ketika aku meminta alasan larangan itu. Dia menambahkan, “Aku saja yang sudah 18 tahun bekerja disini tidak berani pergi kelantai empat sendirian, terlebih lagi malam hari. Mulanya, aku tak serius menanggapi cerita-cerita itu. Hingga suatu malam, terjadilah peristiwa itu….

Malam itu, jarum jam telah menunjukan pukul 19.30. Hampir seluruh ruangan telah kosong. Suasana mendadak senyap, bahkan kemudian berganti angker. Di luar sana angin berhembus kencang disertai deru hujan. Sendirian aku duduk terpaku di meja kerja ditemani dengan setumpuk tugas yang belum rampung. Aneh, tiba-tiba pikiranku melayang ke ruang sepi di lantai empat. Kulirik ruang sepi yang bersinar redup itu. Sepertinya, dari arah sana akan memunculkan satu bayangan, bahkan mungkin sesuatu yang mengerikan. Aneh, tiba tiba sekelebat bayangan wanita tua melintas. Aku segera bangkit mengejarnya. Kucoba berjalan menuju munculnya bayangan tadi. Tapi, aku tak menumukan siapa-siapa. Aku yakin telah melihat bayangan seorang nenek. Perempuan renta itu jalan tertatih tatih. Anehnya, dia menghilang di lorong gelap menuju lantai empat? Siapa gerangan perempuan tua berbaju kumal itu?

Bukannya merasa takut, kejadian ini justeru membuatku semakin penasaran. Segera saja kutelusuri lorong sepi yang terbentang panjang di depanku, sambil berharap sesosok nenek itu muncul lagi. Anehnya, tiba tiba terdengar suara perempuan sedang bercakap cakap di ujung koridor gelap ini. Siapa gerangan? Apa mungkin masih ada seorang staf wanita yang sedang menerima telepon? Ketika aku dalam kebingungan, jantungku nyaris copot sebab tiba tiba ada sebuah tangan yang merengkuh bahuku. Ketika aku menoleh, di hadapanku telah berdiri seorang wanita muda. Dia tersenyum dingin sambil menyodorkan segenggam kertas.

“Mencari siapa, Mas?” tanyanya datar, disertai raut wajah dingin tanpa ekspresi. Aku diam tergugu. Wanita itu kembali berkata, “Tolong fotocopy semua dokumen ini. Bisa kan?” “Oh, tentu bisa!” jawabku pendek. Bulu kudukku meremang. Dalam hati aku bertanya, “Perempuan ini staff di bagian apa? Kok aku belum pernah melihatnya.” “Ini dokumen penting, tidak semua orang bisa tahu!” katanya lagi. Sambil berusaha menenangkan diri, aku menyahut, “Wah, kalau begitu saya jadi tahu dong, Mbak. Kan saya yang bantu fotocopynya!” “Ini cuma daftar nama orang yang disuruh berkorban di sini, sekalipun mereka menolak. Ah, kasihan sekali mereka!” katanya lagi.

“Berkorban? Maksudnya untuk apa?” tanyaku, penasaran, sembari terus membolak balikan dokumen itu. “Darah mereka!” jawabnya dengan suara yang agak tertahan. Aku kaget bukan kepalang. Seketika pandanganku berubah gelap. Dan, ketika terang kembali, kulihat dia sudah menghilang. Lalu, sama-samar terdengar suara alunan pendek perempuan menyanyi dari arah lorong sepi ini. Segera kuambil langkah seribu, setelah lebih dulu melemparkan kertas yang disebut dokumen tadi. Kubanting pintu dengan kencang. Aku lalu terduduk di depan meja kerjaku sambil mengatur nafas yang memburu tak karuan.

Gara-gara peristiwa ganjil itu, rasa penasaranku semakin bertambah. Apalagi, pagi setelah malamnya aku bertemu dengan sosok perempuan misterius itu ternyata ada karyawan yang meninggal. Apakah ini ada hubungannya dengan statemen perempuan misteruis itu? Belakangan, aku memang melihat ada kejanggalan. Bila dihitung, hampir setiap minggu, satu persatu rekan kerja atau sanak saudara mereka ada saja yang meninggal. Menurut beberapa pegawai senior, setiap yang meninggal raut wajah mereka menyiratkan ada satu hal yang tidak wajar. Kabarnya, wajah jenazah tampak menghitam, punggung, tangan serta kakinya terdapat memar kebiruan, dan mata mereka terbuka, dengan rona wajah mereka seolah habis melihat sesuatu yang amat menakutkan.

Pernah juga terjadi sebuah peristiwa lucu namun menyeramkan. Suatu hari, ada salah seorang menejer di kantor ini yang kerasukan roh seorang perempuan muda. Sang roh mengaku bernama Karissa. Dia telah mati karena bunuh diri 100 tahun silam. Lucunya, sang menejar yang bertubuh tambun dan galak itu, tiba tiba dapat berjalan sangat gemulai laksana perempuan. Tak hanya itu, suaranya juga berubah lembut khas wanita muda.
Nah, dari celoteh Karissa-lah cerita yang sebenarnya bergulir. Termasuk tentang para korban mahluk di lantai empat. Karisasa yang meminjam mulut Pak Wahono, sang menejer itu, bercerita bahwa bos besar kami yang bernama Pak Paulus itu telah meminjam arwahnya sebagai budak suruhan untuk mendapatkan harta. Bahkan, untuk mengikat jiwa sesorang yang dia kehendaki untuk ditaklukan. Arwah Karissa juga mengaku bahwa pada hari-hari tertentu dia akan diberi “suguhan khusus” oleh majikannya. Selain umbo rampe dan dupa wangi, dia juga menghisap sari makanan langsung dari perut Pak Paulus. Syaratnya, Pak Paulus harus memakan tiga jenis makan kesukaan Karissa dalam jumlah amat banyak. Mungkin, inilah yang menyebabkan kenapa Pak Paulus pernah kulihat makan dalam jumlah banyak dan nampak sangat rakus.

Aku juga pernah melihat dukun kepercayaan Pak Paulus datang ke lantai empat untuk mengadakan ritual semalam suntuk. Setelah itu, beredarlah cerita dari mulut orang dekatnya, bahwa Pak Paulus segera akan memecat beberapa orang karyawan, sebab menurut sang dukun mereka tidak cocok dan harus dienyahkan.

Yang terjadi selanjutnya, setelah kedatangan dukun itu, suasana di dalam kantor jadi makin kacau. Seringkali terjadi keributan diantara staff dan karyawan. Sejumlah peristiwa aneh juga terjadi. Mulai staff kerasukan, mengalami kecelakaan fatal hingga cacat, bahkan yang meninggal pun ada.
Selain itu, bisnis di perusahaan yang bergerak dalam industri garmen ini menjadi tersendat-sendat. Banyak hasil produksi yang tidak laku dijual bahkan dikembalikan karena rusak. Padahal, semua barang produksi yang dikirim ke costumer dalam keadaan baik tanpa cacat. Kondisi semacam ini membuat pikiranku jadi tidak karuan. Hingga, pada suatu malam, ketika semua staff dan karyawan telah meninggalkan ruang kerjanya masing-masing, tinggalah aku sendiri tercenung di meja kerjaku. Ketika aku sedang membereskan dokumen yang masih tercecer, tiba tiba saja ada angin dingin menyapu pundakku.

Tidak berapa lama, samara-samar terdenar suara perempuan yang seolah sedang merapal doa. Seketika itu rasa takut di dalam hatiku muncul. Terlebih lagi, lama kelamaan suara itu semakin keras terdengar, meski tidak jelas mantra apa yang sedang dilantunkannya. Walau begitu, kucoba memberanikan diri bangkit lalu berjalan ke arah datangnya suara itu. Kubuka pintu koridor ke lantai tiga, yang kuduga menjadi sumber suara. Seketika tercium semerbak wangi bunga sedap malam, serta aroma rokok klobot. Kuhentikan langkah untuk sekedar mengatur nafas, sambil menenangkan hatiku yang mulai dihantui rasa takut. Hatiku pun kecut bukan main ketika sadar bahwa langkah ini telah sampai di trap tangga terakhir dari sepuluh anak tangga menuju ruangan laknat di lantai empat itu.

Sementara itu, suara rapalan mantera si perempuan semakin keras terdengar, diselingi oleh aroma semerbak bunga sedap malam, kemenyan serta anyir darah yang semakin menyengat hidungku. Sejenak, aku berdiri terpaku di depan pintu kaca kusam yang membatasi pandanganku ke ruangan bagian dalam. Kaca patri bermotif burung elang membingkai sehelai pintu ruang laknat penuh misteri ini. Tanganku bergetar tak sabar ingin membuka pintunya. Kudorong perlahan. Suara berderit engselnya seolah genderang perang yang memukul jantungku. Saat aku melangkah tertatih di dalam suasana temaram, aku mengenali gerak gerik sesosok mahluk besar kehitaman di bawah temaram lampu 5 watt. Kakiku pun terasa lemas! Sungguh, aku benar-benar melihat bagaimana makhluk itu sambil menggeram terus menggerogoti mangsanya dengan rakus. Dalam keadaan sangat takut, aku mengenali kalau ternyata mahluk itu wujudnya separuh srigala separuh manusia. Dia sedang mengoyak-ngoyak sepotong daging merah dengan kuku hitam tajamnya .

Pes! Aneh, tiba tiba lampu di dalam ruangan itu padam. Aku terkejut dan hampir tidak bisa menguasai diri lagi. Bau anyir darah busuk itu sangat menyesakkan dada, hingga kepalaku pusing. Suara dengusan srigala besar yang menggeram dengan marah menghentak jantungku! Dalam ruangan gelap itu aku tidak dapat berbuat apa-apa, selain membalikan badan menghambur keluar ruangan. Tapi binatang iblis itu tidak tinggal diam. Dia berusaha menangkpuku. Akupun terdorong keluar dari ruangan itu. Di ruangan yang lebar terang ini, aku cukup jelas melihat wajah serigala aneh itu, dengan seringai gigi tajamnya yang belumuran darah.
Akupun berteriak sekuat tenaga. Tidak sadar, kakiku terpeleset. Tubuhku terpelanting jatuh berguling guling menuruni anak tangga sampai ke lantai. Tak ayal lagi seluruh sendi di badanku terasa patah. Kepala ku pusing berat, Bersamaan dengan itu, di telingaku kembali terngiang suara perempuan pembaca mantera tadi. Sambil menahan sakit, aku segera berlari meninggalkan ruangan…. Seminggu setelah kejadian itu, suatu siang aku sedang merapikan beberapa barang yang tertumpuk di koridor gelap depan ruangan. Pak Paulus muncul dengan tiba tiba. Dia berjalan ke arahku dengan rona wajah yang tidak bersahabat. Aku segera aku bangkit untuk memberi salam. Tidak diduga dia malah mengancamku dengan kata-kata yang tidak mengenakan hati.

“Hei you!” katanya sambil menunjuk wajahku. “Gua orang kaya raya, gua ada uang banyak, ribuan setan, arwah leluhur bahkan jin manapun sudah gua panggil dan gua tundukkan, apalagi cuma you manusia kecil!” cecarnya dengan nada sinis. “Gua, kasih you peringatan! Mahluk besar di lantai empat adalah pelindung gua, seluruh harta gua dia yang jaga, dia amat kuat luar biasa, tidak akan ada yang bisa kalahkan dia punya kekuatan!” bentaknya lagi. “Karena mahluk mahluk itu gua jadi punya kekuatan besar lebih dari orang lain! Asal you tahu aja ya, gua gak bisa mati!!” lanjutnya dengan jumawa. “So, jadi you jangan coba-coba ganggu dia punya tempat, apalagi you mau jadi pahlawan kesiangan di sini!” hardiknya pula.

“Kalau you masih butuh makan, you duduk en kerja baik baik seperti si bego lainnya atau you out saja dari sini!” kejarnya lagi sambil telunjuknya terus mendorong keningku keras-keras. Setelah itu dia pergi sambil masih terus mengumpat dengan kata-kata yang sangat kasar. Penghinaan Pak Paulus memang sungguh menyakiti perasaanku. Harga diriku telah diinjak-injak olehnya. Namun, bukan ini alasan utamaku untuk berhenti bekerja. Demi Tuhan, sejak peristiwa malam itu, bayangan menyeramkan sosok srigala berbadan manusia itu selalu menghantuiku. Bahkan, dengus nafasnya yang berbau busuk itu serasa begitu dekat dengan hidung dan telingaku. Walau aku sangat membutuhkan pekerjaan, namun kuputskan untuk segera hengkang dari kantor itu. Dan hari itu, aku kembali duduk di sofa depan ruangan Pak Paulus, menunggu giliran masuk seperti tempo hari. Tapi kali ini bukan untuk mengemis minda dipekerjaan, namun aku akan menyerahkan surat pengunduran diri resmi.

Tak lama kemudian aku diizinkan masuk. Ketika berhadapan dengannya, sedikitpun aku tidak mau melihat wajahnya yang amat serupa dengan iblis srigala di lantai empat itu. Sembari mejawab pertanyaannya, dalam hati kupanjatkan doa-doa pendek, serta berusaha tetap menjaga kesadaran pikiranku, agar tidak terpengaruh jampi-jampi lewat tatapan matanya yang tajam menusuk itu. Sambil disertai dengan sumpah serapah dari mulut Pak Paulus, aku segera keluar meninggalkan ruangannya. Dengan nama Tuhan, aku segera tinggalkan kerajaan setan itu untuk kembali ke kehidupanku yang normal. Demikianlah sepenggal kisah yang pernah kualami. Sejak 2 tahun meninggalkan perushaan itu, tak pernah sekalipun kudengar kisahnya. Entah apa yang terjadi dengan teman-temanku yang masih coba bertahan di sana. Kabarnya, perushaan garmen itu sudah di ambang kebangkrutan. Pak Paulus sendiri disebut-sebut lebih senang tinggal di villanya yang ada di Seminyak, Bali.

Postingan ini berdasarkan kisah nyata, adapun nama-nama pelaku dalam kisah ini sengaja disamarkan untuk menghormati privacy yang bersangkutan.


Ilmu Meraga Sukma

Banyak orang yang ingin menguasai Ilmu Meraga Sukma. Bagaimanakah rahasia yang sebenarnya? Benarkah Meraga Sukma hanya bisa dilakukan dengan metode tirakat atau dengan meminta bantuan jin ?

Anda mungkin pernah mendengar cerita seseorang berilmu tinggi, yang mampu mengunjungi familinya hanya dengan berkonsentrasi. Atau, Anda mungkin pernah menonton film yang berkisah tentang seorang pendekar yang bertarung dari jarak jauh dengan “tubuh halus”-nya dengan pendekar yang menjadi lawannya. Hal semacam itu merupakan ciri dari seorang yang memiliki Ilmu Meraga Sukma, yang memang dapat dipergunakan untuk melepas sukmanya tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Ilmu Meraga Sukma, atau banyak juga orang mengiistilahkanya sebagai Proyeksi Astral, Lepas Sukma, Pangaracutan, Proyeksi Mental, Out of Body Experience, bahkan Astral Projection, adalah suatu proses pelepasan sukma dari raga untuk melakukan perjalanan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Proses ini bila sempurna maka semua rasa panca indera pelakunya dibawa keluar, sehingga sukmanya mampu mendengar, merasakan, melihat dan meraba lingkungan sekitarnya dengan sukma itu sendiri secara nyata.

Apakah meraga sukma diperbolehkan dalam syariat Islam? Marilah kita baca firman Allah SWT ini, “Seluruh jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya, melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar Rahman:33).

Penjelasannya bahwa Allah Azza Wa Jalla telah memberikan suatu fasilitas dalam tubuh manusia untuk melakukan perjalanan ke penjuru langit dan bumi secara fisik (teknologi: ilmu pengetahuan) dan non fisik (energi: sukma) jika memang manusia itu memiliki kekuatan atau kemampuan.

Perlu diketahui, proses meraga sukma sesunggunya tidak melepas roh, tetapi hanya memproyeksikan energi pikiran yang disebut sukma. Kalau kita melepas roh bisa menyebabkan kematian. Sebab itu orang yang meraga sukma bisa menarik kembali energi pikiran yang melanglang buana sehingga dapat hidup kembali. Energi pikiran atau sukma ini secara otomatis akan kembali ke raga dalam kondisi tertentu, misalnya saja karena kaget, tertindih energi lain, dan sebagainya.

Sukma atau jiwa adalah kemampuan manusia yang bersifat kasat mata, gaib, atau metafisika. Sedangkan sukma atau jiwa ini sangatlah kompleks yang terdiri dari beberapa sub-sub penyusun.

Salah satu dari sub-sub tersebut adalah kemampuan Bawah Sadar atau orang ada yang menyebutnya ESP (Extra Sensory Perception), atau juga disebut Indera Keenam. Kemampuan Bawah Sadar inipun sebenernya kompleks juga. Hanya yang pasti, kesemuanya ini jelas merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap manusia, sejak dia lahir dengan sifatnya yang khas.

Sifat khas dari kemampuan Indera Keenam ini adalah kemampuan sensoriknya yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan sifat uniknya ini maka Indera Keenam mampu melakukan aktivitas “antar dimensi” atau Transdimensi.

Juga mungkin difahami secara sederhana, apa yang disebut sukma atau jiwa ini dapat dianalogikan sebagai perangkat lunak (software) pada komputer. Kita tahu bahwa software sendiri terbagi dalam beberapa klasifikasi sesuai kebutuhan penggunanya.

Jika dalam software komputer dikenal yang namanya Operating System sebagai basis kegiatan seluruh aktivitas komputer maka, dalam jiwa atau sukma kita pun ada komponen yang berfungsi sebagai basis kegiatan seluruh aktivitas hidup kita yang dalam bahasa Qur’an disebut sebagai QALBU

Jadi sebenarnya kegiatan melepas sukma bukan membuat tubuh kita menjadi kosong tanpa ada roh yang mengisinya. Mengapa? Karena sebenarnya kita bukan “MELEPASKAN” sukma tapi mendayagunakan kemampuan Extra Sensorik kita untuk melakukan penjelajahan antar dimensi

Proses melepas sukma hanya memanfaatkan kemanpuan otak yang kompleks. Tidak seperti yang diperkirakan orang yang menyangka melepas sukma adalah berupa sinar dan saudara empat lima pancer. Hal ini jauh dari kenyataan yang sesungguhnya.

Otak manusia adalah suatu organ tubuh yang sangat luar biasa dan teramat kompleks. Seperti kita ketahui otak manusia terbagi-bagi menjadi banyak sekali bagian yang masing-masing mengatur suatu fungsi sistem tubuh manusia, seperti ada yang khusus mengatur syaraf sensorik, lalu ada yang mengatur khusus untuk syaraf motorik, dan lain-lain. Dan salah satu fungsi penting di dalam otak, ada suatu bagian otak yang mempunyai tugas sebagai “pengawas”, yaitu mengawasi seluruh kerja tubuh kita sehingga berjalan dengan semestinya. Nah, bagian otak ini terus-menerus bekerja walau kita tertidur pulas. Buktinya adalah walau kita tidur pulas sekali, bagian tubuh seperti jantung terus memompa darah dari dan ke seluruh tubuh, atau paru-paru yang terus menghisap oksigen dan melepas CO2, dan lain-lain. Tanpa bagian otak ini tubuh kita akan tidak dapat berfungsi ketika kita tidur sehingga akibatnya kita bisa mati, karena kegagalan fungsi tubuh.

Salah satu bagian otak yang penting lainnya adalah suatu bagian otak yang bertugas untuk menganalisis setiap pesan sensorik yang diterima tubuh lalu dikirim dalam bentuk neurotransmitter ke otak, seperti dari mata, sehingga kita bisa melihat, dari kulit sehingga kita bisa merasai sakit ketika kita tertusuk duri, dari telinga sehingga kita bisa mendengar, dan lain sebagainya. Bagian otak ini sangat penting bagi manusia karena jika bagian otak ini tidak berfungsi dengan baik maka kita tidak akan bisa melihat, mendengar, merasakan, membaui, dan lain-lain. Walaupun mata, telinga, kulit, dan hidung kita normal tidak ada yang rusak sama sekali, namun jika bagian otak tadi rusak maka tidak akan ada artinya sama sekali.

Jika kita bisa memfungsikan dua bagian otak di atas secara maksimal, maka kita akan bisa melepas sukma. Caranya adalah kita harus bisa membuat kesadaran otak kita tetap terjaga, walau tubuh kita tertidur pulas sekali. Dengan menjaga kesadaran otak yang penuh ketika kita tidur, maka ketika kita tidak lagi merasakan tubuh (tidak bisa menggerakkan/ merasakan tubuh kita sama sekali tapi kita masih sadar sepenuhnya), maka pikiran kita ini bisa “melayang-layang” kemana-mana, pergi ke manapun yang kita mau dengan bebas seakan-akan kita sudah bangun.

Suatu hal penting yang perlu ditegaskan adalah kemampuan melepas sukma ini adalah murni kemampuan memanipulasikan kemampuan otak, bukan roh. Jadi kalau kita mengganggap melepas sukma adalah melepas nyawa atau roh, hal ini jelas sama tidak benar. Buktinya adalah kita masih bisa bebas balik lagi ke tubuh wadag kita, tanpa ada hal-hal yang aneh. Bayangkan, kalau roh tentu kita tidak bisa balik lagi ke tubuh wadagnya, kecuali atas izin Allah SWT dalam kasus yang yang spesifik dan langka sifatnya.

Orang yang ingin melepas sukma harus memiliki energi tubuh yang cukup besar supaya mampu melontarkan sukma ke luar raga, dan dipergunaskan untuk proses perjalanan luar tubuh. Orang itu harus mengetahui teknik melepas sukma untuk dilatih dengan disiplin dan kontinyu.

Seorang teman pernah mengajarkan sebuah buku petunjuk latihan metoda Chikung yang berisi berbagai teknik latihan indra ke-6 dengan pernafasan murni. Salah satunya metoda melepas sukma dengan metoda rileks, dibarengi pernafasan tertentu untuk melepaskan sukma yang dinamakan Meditasi Levitasi Pikiran. Metoda ini sangat aman dan efektif untuk dilakukan pemula. Berikut caranya:

1. Anda berbaring di lantai dengan nyaman. Tangan diletakkan di samping tubuh dengan jempol dan telunjuk saling bersentuhan. Pejamkan mata dan taruh lidah di langit-langit.

2. Anda lakukan menarik nafas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut dengan aturan nafas:

- Ambil nafas dan keluarkan nafas 50% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan semua.

- Ambil nafas dan keluarkan nafas 90% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan nafas semua.

- Ambil nafas dan keluarkan nafas 1% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan nafas semua.

- Ambil nafas dan keluarkan 100% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan semuannya.

- Ambil nafas dan keluarkan 30% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan semuanya.

- Ambil nafas dan keluarkan 20% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan nafas semuanya.

3. Anda bernafaslah alami selama 5 menit dan akhiri dengan meditasi.

4. Anda membuka mata dan niatkan untuk meraga sukma. Setelah itu biarkan tubuh Anda rilaks dan tetap berbaring sambil tidur-tiduran sampai Anda memasuki kondisi sangat relaks atau setengah tidur. Sebab pada saat itu Anda mengalami sensasi seperti berputar atau gerakan energi dari dalam tubuh yang ingin keluar. Apabila tubuh Anda menjadi dua maka Anda tinggal mengendalikan “tubuh halus” alias sukma untuk berjalan-jalan.

Teknik meraga sukma metoda Meditasi Levitasi Pikiran Chi Kung ini sangat aman dan efektif. Anda yang melakukan tahapan latihan dengan benar manpu melepas sukma hanya beberapa kali latihan saja. Apabila Anda ingin mengembalikan “badan halus” alias sukma hanya tinggal meniatkan menarik sukma masuk tubuh dan membuka mata Anda.

Sesungguhnya, apa yang disebut sebagai Ilmu Meraga Sukma hanya memanfaatkan pontesi otak untuk menproyeksikan dan melevitasikan pikiran untuk keluar tubuh. Prosesnya membutuhkan bantuan energi tubuh besar yang bisa dirangsang dengan motada pernafasan tertentu.

Perlu dikatahui, dalam penguasaan melepas sukma ini banyak sekali orang yang memakai metoda tirakat yang biasanya meminta bantuan jin. Metoda bantuan jin ini jelas tidak bisa dipertanggungjawabkan secara syariat Islam karena kita telah berkolaborasi dengan jin yang dilarang Allah untuk berhubungan dengan jin (Baca QS. Al-Jin:9).

Selain itu, metoda tirakat kolaborasi dengan jin jelas sekali memiliki efek-efek negatif secara medis. Sebagai contoh, si jin hanya membantu menproyeksikan dan melevitasikan pikiran keluar tubuh dengan merekayasa sistem syaraf otak kita, sehingga potensial bisa mengganggu sistem syaraf kita jika saja kita tidak kuat dan sungguh-sungguh telah siap.

Metoda teraman dan terefektik adalah dengan memanfaat pontesi tubuh manusia sendiri, yakni hanya dengan meningkatkan kapasitas energi tubuh supaya mampu menlontarkan sukma keluar tubuh, dan melakukan proses perjalanan luar tubuh. Tentunya membutuhkan latihan yang intensif dengan jangka waktu tertentu.



Status Keris dan Kelas Keris di Dunia Gaib Perkerisan

Bukan hanya di dunia manusia, di dunia gaib khodam keris juga ada aturan hirarki status dan kelas gaib keris, yang aturannya sama dengan status dan kelas wahyu dewa yang diturunkan kepada manusia, karena filosofi dasar diturunkannya wahyu gaib keris adalah untuk dipasangkan dengan wahyu dewa yang diturunkan kepada manusia, sehingga hirarki status dan kelas gaib keris dan wahyu dewa itu sejalan.

Sesuai status dan kelas gaib keris di dunia gaib perkerisan, maka urutan keris-keris yang menonjol dalam menunjukkan penyatuannya dengan manusia adalah sbb :

1. Keris-keris ber-luk 5, keris pulanggeni, nagasasra, singa barong dan keris-keris keningratan lain, yang dalam pembuatannya ditujukan untuk dimiliki oleh seorang raja atau orang-orang yang memiliki status keningratan karena status keluarga / keturunan seorang raja / bangsawan.
2. Keris-keris bertuah wibawa kekuasaan.
3. Keris-keris bertuah kewibawaan.
4. Keris-keris bertuah kesaktian.
5. Keris-keris bertuah kesepuhan.
6. Keris-keris bertuah kerejekian.
7. Keris-keris bertuah pengasihan.

Dalam pendampingannya kepada manusia pemiliknya, jika seseorang memiliki beberapa / sekelompok keris yang mempunyai fungsi tuah yang sama, misalnya ada beberapa keris yang sama-sama mempunyai tuah untuk kekuasaan dan wibawa, atau sama-sama mempunyai tuah untuk kerejekian, maka keris-keris yang sama tuahnya itu yang lebih tua akan mewakili keris-keris yang lebih muda umurnya.

Sesuai status dan kelas gaib keris di dunia gaib perkerisan itu, kemampuan para empu keris dalam membuat keris yang sesuai dengan masing-masing jenis dan kelas keris di atas pun terbagi-bagi sesuai kualitas masing-masing empu keris yang ditentukan berdasarkan kelas / tingkatan kualitas wahyu dewa yang sudah diterima oleh masing-masing empu keris, tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan pribadi manusia sang empu keris dalam membuat keris.

Sehubungan dengan tulisan di atas, mengenai bentuk penyatuan / pendampingan isi gaib keris dengan manusia pemiliknya, maka jika seseorang mempunyai beberapa buah keris, mungkin tidak semua gaib keris akan tampak mendampingi si manusia, mungkin hanya satu saja mewakili gaib keris yang lain, dan tidak semuanya menonjol dalam memberikan tuahnya kepada manusia, karena ada aturan hierarki status dan kelas gaib keris.

Secara umum pada masa sekarang, yang lebih menonjol menunjukkan penyatuannya dengan manusia adalah keris-keris yang berfungsi untuk penjagaan gaib, terutama didapatkan dari keris-keris untuk keningratan dan yang bertuah untuk kekuasaan dan/ atau wibawa. Karena itu jika seseorang memiliki beberapa buah keris yang fungsinya berbeda-beda dan ingin semua keris memberikan tuah secara bersama-sama dan terkoordinasi, maka harus ada upaya dari si manusia untuk menyatu dan mengsugesti keris-kerisnya.

Jika seseorang mempunyai beberapa buah keris, sebenarnya masing-masing keris itu dapat memberikan tuahnya secara terkoordinasi sesuai jenis tuahnya masing-masing. Namun dalam pelaksanaannya tergantung juga pada tingkat penyatuan masing-masing keris dengan manusia pemiliknya.

Secara alami tingkat penyatuan masing-masing keris dengan manusia pemiliknya itu selain tergantung pada tingkat penyatuan masing-masing pihak secara hati dan batin, juga tergantung pada kecocokan sifat fungsi keris dengan aktivitas keseharian pemiliknya, sehingga seorang pemilik keris yang kesehariannya bekerja sebagai seorang karyawan, mungkin hanya kerisnya yang berfungsi kerejekian-pengasihan saja yang menonjol tuahnya, bukan yang bertuah kekuasaan dan wibawa.

Kayu Kelor

Semua bagian pohon ini dipercaya bisa untuk obat. Jika ada orang yang kejang-kejang atau kesurupan atau kena hawa jahat (sawan) dari jenazah, cobalah tengkuknya dan semua persendian tubuhnya digosok dengan remasan daun kelor, biasanya ia segera siuman. Orang  yang punya kesaktian tertentu (Black Magic) biasanya juga akan punah bilamana dipukul dengan cabang pohon kelor. Tidak semua pohon kelor memiliki bagian teras yang berwarna hitam yang biasa disebut GALIH KELOR, bagian kayu ini sering dicari sebagai jimat karena dipercaya dapat menunjang ilmu kanuragan dan kebal terhadap senjata tajam. Galih Kelor tidak dianjurkan dibawa oleh mereka yang berpembawaan lekas naik darah.




Khasiat Gaib Benalu

BENALU atau kepasilan memiliki kekuatan gaib yang banyak dipakai sebagai bahan ramuan obat tradisional. Pun dalam dunia spiritual, kepasilan juga dimanfatkan sebagai sarana penyembuhan.

Kepasilan tiying (bambu) memiliki kekuatan untuk membersihkan diri dari 40 cuntaka atau kesalahan. Mereka yang sudah melakukan upacara pembersihan diri biasanya memiliki pantangan-pantangan tertentu, seperti tidak boleh makan daging sapi, tak boleh berkata-kata yang tidak baik, tidak boleh berjalan di bawah jemuran pakaian, dll. Nah, jika hal itu sampai terjadi tanpa disadari, maka itu bisa meredupkan yoni yang ada dalam diri orang bersangkutan. Agar yoni tersebut dapat hidup kembali, maka dilakukan  pembersihan dengan memakai air wangsuhan dari kepasilan tiying.

Kepasilan tiying juga biasa dipakai sebagai minyak reratusan oleh penekun spiritual. Caranya, dengan menggorengnya bersama minyak kelapa tertentu. Konon minyak tersebut nantinya akan memiliki seratus kegunaan.

Ada cerita yang berkembang di masyarakat, konon kepasilan tiying ini dapat menghidupkan apa pun yang sudah mati. Cerita yang paling heboh adalah cerita tentang seorang pedagang ikan pindang yang membawa sebakul pindang ke pasar. Saat berjalan, tanpa disadarinya ia melintas di bawah rumpun bambo yang ditumbuhi kepasilan. Beberapa saat kemudian ikan-ikan pindang itu berubah menjadi ikan hidup. Tentu saja cerita ini hanya rekaan saja yang tujuannya untuk menegaskan bahwa les tiying memiliki kekuatan untuk menghidupkan. "Hanya untuk menghidupkan yoni dalam tubuh seseorang, bukan menghidupkan orang atau hewan yang sudah mati," jelas Pande I Gede Putu Setia Gunawan, seorang penganut spiritual.

Kepasilan kelor juga memiliki kekuatan gaib yang hampir sama dengan les-nya. Kepasilan kelor dapat dipakai alat mengobati orang yang terkena penyakit bebainan, cerongcong polo, dan sebagainya. Caranya, dengan memukul-mukulkan kepasilan kelor tersebut ke tubuh si sakit, selanjutnya kepasilan dibakar dan di-dudus-kan pada telapak kaki si sakit. Tujuannya, mengeluarkan penyakit tersebut dari dalam tubuh si sakit lewat bagian kaki.

Jika kepasilan kelor itu dicampur dengan minyak kelapa tertentu dan kemudian digoreng, maka minyak itu dapat dipakai mengobati orang kena cetik buatan manusia. Caranya, dengan meminum minyak itu beberapa tetes dan juga dioleskan pada bagian pusar dan perut si sakit. Di samping itu, kepasilan kelor jika dicampur dengan bahan-bahan tertentu akan dapat dipakai sebagai salah satu alat kekebalan.

Tumbuhan lainnya yang juga kepasilan-nya berkekuatan gaib adalah kepasilan liligundi. Kepasilan liligundi dan kepasilan tiying memang memiliki kelainan kalau dibandingkan dengan kepasilan lainnya. Kalau kepasilan lainnya dibawa ke tumbuhan lain lewat seekor burung, maka kepasilan tiying dan kepasilan liligundi berasal dari kama (air mani) ular saat berhubungan. Kepasilan liligundi, di samping berfungsi sebagai penyepuhan dari kesebelan, juga berfungsi sebagai pemunah kekebalan dan salah satu alat kekebalan.

Kepasilan lainnya yang juga jarang ditemukan namun memiliki kekuatan gaib yang dahsyat adalah kepasilan jepun. Untuk mendapatkan kepasilan ini memang diakui oleh banyak penekun spiritual tergolong sangat sulit. Malahan, sering kali kepasilan jepun tidak bisa terlihat oleh orang biasa walaupun keberadaannya dekat dengan mereka. Konon tumbuhan-tumbuhan semacam itu dijaga oleh mahluk-mahluk halus, dan merekalah yang sebenarnya menutupi pandangan manusia. Kalau kemudian beberapa orang penekun spiritual dapat melihatnya, maka itu karena ada yang menunjukkannya saat bermimpi atau saat bersemadi.

Kepasilan jepun memiliki kekuatan untuk mengobati orang yang terkena upas buatan manusia atau karena dibawa binatang. Caranya, dengan mengoleskan minyak olahan dari kepasilan tadi ke tubuh si sakit. Cara lainnya, dengan mengambil air asaban (gosokan) dari kepasilan jepun tersebut, kemudian dicampur garam dapur sedikit, lalu oleskan ke seluruh tubuh. Cara lainnya, menambahkan lagi campuran tadi dengan pamor penginangan (kapur sirih), atau bisa juga air ludah penginangan.

Kepasilan santen memiliki kegunaan sebagai pangetis-ngetis -- menenangkan hati yang sedang bingung. Caranya, dengan mengoleskan air asaban kepasilan santen itu ke wajah dan seluruh tubuh. Kalau kepasilan santen ini diolah menjadi minyak, maka minyak itu dapat diminum beberapa tetes. Kepasilan cendana berfungsi untuk menyembuhkan luka dalam karena mengalami kecelakaan, misalnya. Caranya, dengan meminum air asaban dari kepasilan cendana itu. Tentu saja diminum beberapa kali agar luka tersebut menjadi sembuh.

Kepasilan plawa (kayu mas) juga memiliki kekuatan gaib sebagai penyengker pawakan atau pemagar diri. Caranya, dengan mengusapkan air asaban-nya ke seluruh tubuh atau meminum minyaknya (kalau diolah menjadi minyak) beberapa tetes. Diyakini dengan cara begini tubuh pemakainya akan terpagari dari serangan black magic.

Lalu, kepasilan delima adalah kepasilan yang mungkin paling mudah dicari. Ada banyak fungsi yang dimilikinya di antaranya sebagai obat mata merah. Caranya, dengan meneteskan air asaban dari kepasilan delima itu ke mata, atau dengan meminum minyaknya beberapa tetes. Daun kepasilan delima juga sering dipakai sebagai teh untuk menyembuhkan kanker.

 Kepasilan jeruk nipis adalah salah satu kepasilan yang sering dipakai sebagai obat sakit perut mules-mules. Air asaban-nya dipakai sebagai obat pengendor sakit amandel.

Kepasilan lainnya yang juga memiliki kekuatan gaib namun jarang ditemui adalah kepasilan waru. Kepasilan yang unik ini banyak diminati karena memiliki keampuhan sebagai penyeseh atau mempermudah kelahiran bayi dari rahim seorang ibu. Caranya, dengan meminum air asaban-nya atau meminum beberapa tetes minyak dari olahan kepasilan waru itu. Di samping diminum, minyak tersebut juga diusapkan di perut sang ibu hamil.




Tirakat

Manusia jawa(tiyang Jawi) pada umumnya rela /mau dengan sengaja, menempuh kesukaran dan ketidaknyamanan untuk maksud-maksud ritual dalam budaya ritual keagamaan, yang berakar dari pikiran bahwa usaha-usaha seperti itu dapat membuat orang teguh imannya dan mampu mengatasi kesukaran-kesukaran, kesedihan dan kekecewaan dalam hidupnya. Mereka juga bahwa orang bisa menjadi lebih tekun, dan terutama bahwa orang yang telah melakukan usaha semacam itu kelak akan mendapatkan pahala.Tirakat kadang-kadang dijalankan dengan berpantang makan selain nasi putih saja (Mutih) pada hari senin dan kamis, dengan jalan berpuasa pada bulan puasa (Siyam) ada terkadang juga berpuasa selama beberapa hari (Nglowong) menjelang hari-hari besar Islam, seperti pada Bakda Besar (Bulan pertama menurut perhitungan orang Jawa), yaitu bulan Sura. Orang Jawa juga mempunyai adat untuk hanya makan sedikit sekali (tidak lebih daripada yang dapat dikepal dengan satu tangan) ngepel, untuk jatah makannya selama satu atau dua hari, atau adat untuk berpuasa dan menyendiri dalam suatu ruangan (ngebleng), bahkan ada juga yang melakukannya di dalam suatu ruangan yang gelap pekat, yang tidak dapat ditembus oleh sinar cahaya (patigeni)

Tirakat dapat juga dijalankan pada saat-saat khusus, misalnya pada waktu orang menghadapi suatu tugas berat, waktu mengalami krisis dalam keluarga, jabatan, atau dalam hubungan dengan orang lain, tetapi dapat juga pada waktu suatu masyarakat atau negara berada dalam suatu masa bahaya, pada waktu terkena bencana alam, epidemi dan sebagianya. Dalam keadaan seperti itu melakukan tirakat dapat dianggap sebagai tanda rasa prihatin yang dianggap perlu oleh orang Jawa bila seseorang berada dalam keadaan bahaya.

Bertapa ( Tapabrata )

Tapabrata dianggap oleh para penganut Agami Jawi sebagai suatu hal yang sangat penting, Dalam kesusateraan kuno orang kuno, konsep tapa dan tapabrata diambil langsung dari konsep Hindu tapas, yang berasal dari buku-buku Veda. Selama berabad-abad para pertapa dianggap sebagai orang keramat, dan anggapan bahwa dengan menjalankan kehidupan yang ketat dengan disiplin tinggi, serta mampu menahan hawa nafsu, orang dapat mencapi tujuan-tujuan yang sangat penting. Dalam cerita-cerita wayang kita sering dapat menjumpai adanya tokoh pahlawan yang menjalankan tapa.

Orang jawa mengenal berbagai cara bertapa, dan cara-cara itu telah disebutkan oleh J. Knebel (1897 : 119-120 ) dalam karangannya mengenai kisah Darmakusuma, murid dari seorang wali di abad ke 16, berbagai cara menjalankan tapa adalah :

1.Tapa ngalong, dengan bergantung terbalik, dengan kedua kaki diikat pada dahan sebuah pohon.

2.Tapa nguwat, yaitu bersamadi disamping makam ( nenek-moyang anggota keluarga, atau orang keramat, untuk suatu jangka waktu tertentu.

3.Tapa bisu, dengan menahan diri untuk tidak berbicara, cara bertapa semacam ini biasanya didahului oleh suatu janji.

4.Tapa bolot, yaitu tidak dan tidak membersihkan diri selama jangka waktu tertentu.

5.Tapa ngidang, dengan jalan menyingkir sendiri ke dalam hutan.

6.Tapa ngramban, dengan menyendiri di dalam hutan dan hanya makan tumbuh-tumbuhan

7.Tapa ngambang, dengan jalan meremdam diri di tengah sungai selama beberapa waktu yang sudah ditentukan.

8.Tapa ngeli, adalah cara bersamadi dengan membiarkan diri dihanyutkan arus air di atas sebuah rakit.

9.Tapa tilem, dengan cara tidur untuk suatu jangka waktu tertentu tanpa makan apa-apa.

10.Tapa mutih, yaitu hanya makan nasi saja, tanpa lauk pauk.

11.Tapa mangan, dilakukan dengan jalan tidak tidur, tetapi boleh makan.

Ketiga jenis tapa yang tersebut terakhir, sebenarnya juga dilakukan oleh orang-orang yang hanya menjalankan tirakat aja, oleh karena itu batas antara tirakat dan tapabrata itu tidak begitu jelas. Walaupun demikian bahwa kita harus memperhatikan bahwa ke 11 jenis tapabrata itu jarang dilakukan secara terpisah, semua biasanya dijalankan dengan tata urut tersendiri, atau dilakukan dengan cara menggabung-gabungkan.

Oleh karena itu tapa semacam itu mirip dengan tapas pada orang hindu dahulu, sehingga dengan demikian ada suatu perbedaan fungsional antara tirakat dan tapabrata. Namun sering terjadi bahwa orang melakukan tapabrata bersamaan dengan samadi, dengan maksud untuk memperoleh wahyu. Tentu saja tujuan dari tapa semacam ini adalah untuk mendapatkan kenikmatan duniawian, akhirnya perlu disebutkan bahwa pada orang Jawa tapa merupakan salah satu cara penting dan utama untuk bersatu dengan Tuhan. 


 

SEO Stats powered by MyPagerank.Net

 Subscribe in a reader

Add to Google Reader or Homepage

Powered by FeedBurner

Waris Djati

↑ Grab this Headline Animator

My Ping in TotalPing.com Protected by Copyscape Online Copyright Protection Software DMCA.com Literature Blogs
Literature blog Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! free web site traffic and promotion Submitdomainname.com Sonic Run: Internet Search Engine
eXTReMe Tracker
free search engine website submission top optimization