Di sebelah barat alun-alun terdapat Mesjid Agung Sang Cipta Rasa.
Mesjid ini secara administratif berada di Kampung Kasepuhan, Kelurahan
Kasepuhan, Kecamatan Lemah Wungkuk. Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun pada tahun 1498 oleh Wali
Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati. Pembangunannya dipimpin oleh
Sunan Kalijaga dengan arsitek Raden Sepat (dari Majapahit) bersama
dengan 200 orang pembantunya (tukang) yang berasal dari Demak.
Mesjid
ini dinamai Sang Pencipta Rasa karena merupakan pengenjawantahan dari
rasa dan kepercayaan. Sementara penduduk Cirebon, pada masa itu
menamainnya Mesjid Pakungwati karena terletak dalam kompleks Keraton
Pangkuwati. Sekarang mesjid ini terletak di depan Keraton Kasepuhan.
Menurut cerita rakyat, pembangunan mesjid ini hanya dalam tempo satu
malam; pada dini hari keesokan harinya telah dipergunakan untuk shalat
Subuh.
Kompleks Mesjid Agung Sang Cipta Rasa luasnya ±1.763 m2,
dikelilingi pagar tembok. Pagar tersebut berlainan tingginya. Bagian
sisi barat dan utara setinggi ± 2 m dan sisi timur dan selatan ± 1,70 m.
Sisi timur, tembok dihiasi dengan ragam-ragam belah ketupat, yang
berukuran 1 m. Di sisi ini juga terdapat 3 pintu gerbang. Pintu
kiri-kanan berukuran ± 2 x 2 m dan di tengah berukuran 3 x 4 m. Ketiga
gerbang ini berbentuk koriagung (gapura beratap). Pada puncak gerbang
tengah terdapat hiasan bentuk sayap 3 tingkat. Di tengah sayap terdapat
lengkunagn yang di tengahnya lagi dihiasi bentuk candi laras. Gapura
atas berbentuk setengah lingkaran dengan tulisan Arab. Di kiri-kananya
ada hiasan candi laras. Gapura tersebut memiliki 2 daun pintu dengan
hiasan candi laras dan belah ketupat.
Bangunan utama mesjid menghadap ke timur, berdiri di atas lahan
seluas ± 50 x 60 m2. Bangunan mesjid ini berdenah bujursangkar dengan
ukuran 28 x 28 cm dan mempunyai keunikan, yaitu adanya saka tatal
(salah satu saka gurunya terbuat dari potongan-potongan kayu jati, lalu
ditata rapih menjadi tiang setinggi enam meter dan garis tengahnya ± 60
cm). Pada salah satu tiang penyangga terdapat sebuah papan yang bertulis
huruf Arab dan menyebut tentang perbaikan serambi mesjid tersebut.
Mesjid Agung yang juga disebut sebagai Mesjid Kasepuhan ini
mempunyai sembilan pintu. Pintu utama terdapat di Timur, khusus untuk
para wali dan raja. Kedelapan pintu lainnya terletak di sisi Utara dan
Selatan. Tujuh buah pintu dibuat dengan ukuran rendah, sehingga bila
hendak masuk harus membungkuk. Di dalam mesjid terdapat mihrab, mimbar,
dan satu ruangan berpagar kayu. Mihrab terdapat di sisi Barat, terbuat
dari batu pualam muda berwarna putih. Di bagian puncak lengkung
mihrab, tepatnya di tengah terdapat tonjolan yang berbentuk jantung
dengan ukiran bunga teratai. Mimbar terbuat dari kayu, letaknya di utara
mihrab dan berkelambu. Mimbar ini diberi nama Sang Renggokosa,
sedangkan kelambunya bernama Sang Entu. Di sebelah utara mimbar terdapat
satu ruangan pagar kayu (kerangkeng) yang disebut maqsura. Ruangan ini
dipergunakan khusus untuk ruangan sholat Sultan-sultan Kasepuhan.
Bangunan mesjid dilengkapi prabhayaksa (serambi depan) berukuran 30
x 10 m dan serambi selatan berukuran 35 x 8 m. Bentuk atap mesjid Agung
Kasepuhan adalah limasan bertingkat tiga tanpa mamolo. Ragam hias yang
terdapat di mesjid ini antara lain geometri, motif tumbuh-tumbuhan dan
anyaman. Lantai bangunan ini menggunakan tegel dan yang baru menggunakan
keramik. Di sebelah utara mesjid terdapat dua sumur yang airnya dianggap
keramat. Sumur ini masing-masing berdiameter 1 m. Bagian dinding dalam
sumur ditembok dengan bahan bata.