Selain Syech Quro di Karawang dikenal juga tokoh yang bernama Syech
Bentong. Syech Bentong disebut pula dengan nama Panembahan Pulomasigit
atau Syech Darugem. Menurut tradisi lisan masyarakat, Syech Bentong
adalah murid Syech Quro yang paling dekat yang kemudian dijadikan anak
angkat. Beliaulah yang mendampingi Syech Quro dalam melakukan ujlah di
Kampung Pulobata, Pulokalapa. Setelah Syech Quro wafat mungkin beliau
melanjutkan islamisasi di sekitar Pulokalapa hingga akhir hayat.
Sehingga beliau dimakamkan di Kampung Pulobata, Pulokalapa.
Komplek makam Syech Bentong disebut Keramat Pulomasigit berada di
sebelah utara komplek makam Syech Qura, Makam Syech Bentong
berada pada bangunan cungkup berukuran 9 x 12 m. Untuk memasuki halaman
cungkup makam melalui gerbang masuk yang berada di sisi selatan.
Bangunan cungkup terdiri tiga ruangan. Ruangan paling depan merupakan
serambi terbuka. Ruang tengah merupakan ruangan tempat para peziarah.
Ruang paling dalam merupakan ruang tertutup tempat makam Syech Bentong.
Para peziarah tidak diperkenankan memasuki ruang makam. Di depan pintu
masuk terdapat tempat pembakaran kemenyan atau hio. Abu sisa pembakaran
tampak tertampung pada belanga yang terbuat dari bahan tembikar.
Bangunan cungkup merupakan bangunan baru. Lantai dan sebagian dinding
dilapi keramik berwarna putih.
Di sebelah timur bangunan makam terdapat masjid berukuran 12 x 12
m. Atap masjid berbentuk tajug tumpang dua. Pada keempat sudut atap
terdapat semacam menara. Di belakang masjid terdapat sumur yang
dikeramatkan. Sumur ini berada di tengah kolam. Para peziarah yang akan
mengambil air sumur harus melewati kolam tersebut. Di sebelah barat
bangunan cungkup makam Syech Bentong juga terdapat bangunan masjid.
Masjid dilengkapi ruangan khusus untuk jamaah perempuan (pawestren).
Atap bangunan utama masjid berbentuk tajug tumpang dua. Ruangan
pawestren berada di bagian utara masjid beratap limas memanjang.