Makam Jafar Umar Sidik berjarak 300 m dari ibukota kecamatan, dan 15
km dari ibukota Kabupaten Garut, dengan batas administrasi disebelah
utara berbatasan dengan Desa Cibiuk Kaler, di sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Cibiuk Kidul, disebelah timur berbatasan dengan Desa
Sindang Suka dan disebelah barat berbatasan dengan Desa Hegar Sari. Aktivitas yang bisa dilakukan di objek wisata ini ialah berziarah dan
mempelajari kebudayaan, khususnya sejarah dan budaya Islam.
Makam Jafar Umar Sidik merupakan objek wisata yang tergolong ke dalam
atraksi budaya peninggalan sejarah dengan bentukan fisik
(relic/artefac) berupa makam, dan terletak di Desa Cisareupan, Kecamatan
Cibiuk. Kompleks makam ini luasnya 5 ha dan dikelola oleh Bapak Ustadz
Ade dan masyarakat sekitar. Makam Jafar Umar Sidik terdiri dari empat
makam utama yang kesemuanya merupakan kerabat dekat Jafar Umar Sidik dan
penyebar agama Islam lainnya di daerah Garut, yaitu makam Eyang Abdul
Jabar yang merupakan mertua Jafar Umar Sidik, makam Jafar Umar Sidik
sendiri, makam Eyang Siti Fatimah yang merupakan istri Jafar Umar, dan
makam Eyang Wali Muhamad Nur Kosim yang tidak lain adalah kakaknya.
Keempat makam tersebut terletak berurutan sesuai dengan urutan
penyebutannya dari atas ke bawah yang masing-masingnya dibatasi oleh
pagar kayu.
Untuk mendukung kegiatan wisata tersedia berbagai fasilitas, baik yang
secara khusus diperuntukkan untuk kegiatan ziarah maupun yang sifatnya
tidak langsung diperuntukkan untuk kegiatan ziarah. Fasilitas yang
tersedia di kawasan ini antara lain 7 buah kios jajanan dalam kondisi
yang cukup baik, tempat parkir, toilet umum, shelter dan tempat ibadah.
Kios Jajanan tersedia di sekitar kawasan terutama di sepanjang jalan
setapak menuju makam. Kios jajanan ini berfungsi juga sebagai shelter
karena dalam pembangunannya sengaja dibentuk sekaligus sebagai tempat
beristirahat dengan kapasitas dan struktur bangunan yang memadai. Tempat
parkir sebagai fasilitas pemberhentian kendaraan pribadi pengunjung
disediakan oleh masyarakat desa tersebut dengan kapasitas maksimal 10
mobil dan permukaannya tidak dilapisi semen, dengan kondisi yang sedang
dan vegetasi peneduh yang kurang memadai sehingga terkesan kurang
terpelihara. Untuk kebutuhan fasilitas peribadatan terdapat mushola yang
terletak dekat makam dan terbuat dari bilik dan bambu atau menggunakan
mushola yang berada dekat pemukiman penduduk. Untuk fasilitas mendasar
seperti toilet umum tersedia dua buah dengan kondisi yang kurang memadai
karena bangunan fisik dan kebersihannya kurang terawat. Salah satu dari
dua buah toilet umum tersebut terletak di area parkir.
Prasarana yang terdapat di kompleks makam ini seperti sumber air dan
listrik tersedia dalam jumlah yang memadai. Untuk sumber air bersih
terdapat sumur di sekitar kawasan makam yang pada saat musim kemarau
debit airnya sangat kecil dan agak keruh. Sumber listrik digunakan untuk
menerangi jalan di jalan setapak ke area makam yang berasal dari PLN.