Mitos di Makam Selaparang

Setiap lokasi wisata religi biasanya punya mitos yang dipercaya oleh pengunjung. Begitu juga yang terjadi di Makam Selaparang. Masyarakat setempat percaya bahwa jika kita yang masih lajang berkunjung ke sini niscaya kita akan cepat mendapatkan jodoh. Tertarik ingin membuktikannya?

Keberadaan Makam Selaparang sangat lekat dengan keberadaan Kerajaan Selaparang di abad 13 dan 16 lalu. Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit pada tahun 1357. Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam. Dalam sejarah, Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik armada laut dan daratnya. Laskar lautnya bahkan pernah mengusir Belanda yang hendak memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668 Masehi. Kerajaan Selaparang pernah dua kali terlibat dalam pertempuran sengit melawan Kerajaan Gelgel, yakni sekitar tahun 1616 dan 1624 Masehi.

Makam Selaparang berada di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di kecamatan Swela sekitar 65 km dari kota Mataram. Jika Anda menyewa mobil, perjalanan akan memakan waktu sekitar 1 jam. Selama perjalanan, kita akan disuguhi banyak sekali pemandangan indah termasuk pegunungan Rinjani yang memesona. Untuk masuk ke lokasi makam, kita harus membayar tiket seharga Rp. 5 ribu per orang. Kita juga harus mentaati segala peraturan di lokasi ini, yakni dilarang memotret, harus mengenakan baju yang sopan, melepas alas kaki dan bagi yang sedang menstruasi tidak boleh masuk ke area makam. Komples Makam Selaparang ramai dikunjungi peziarah pada waktu-waktu tertentu seperti menjelang musim keberangkatan jamaan haji dan beberapa waktu khusus lainnya. Tradisi ziarah ke Makam Selaparang masih lestari hingga sekarang. Ada tiga makam yang banyak dikunjungi di kompleks Makam Selaparang yakni makam Raja Selaparang, makam orang tua Raja Selaparang dan makam panglima Gajah Mada. Di ketiga makam ini, pengunjung sering menaburkan bunga dan membasuh muka dengan air yang telah seediakan. Dengan membasuh muka ini diyakini bagi yang masih lajang akan cepat mendapat jodoh. Jejak-jejak keislaman di makam ini adalah di nisan salah satu makam bertuliskan huruf Arab dan huruf yang merupakan peralihan huruf Jawa kuno ke huruf Bali yang terdiri atas lima baris dan terpahat dalam bentuk relief timbul yang berbunyi “La ilaha ilallah, wa muhammadun radul, ulla, maesan, gegawean dan parayuga”.

Pada mulanya makam ini dibangun ketika salah satu raja atau wali Selaparang diburu oleh Belanda. Ketika itu raja tersebut menerobos dinding masjid yang berada di samping makam dan menghilang disana. Atas dasar itulah makam ini kemudian dibangun. Di kompleks ini dulunya terdapat perpustakaan, namun oleh Belanda buku-bukunya dimusnahkan. Di perpustakaan inilah terdapat sejarah Kerajaan Selaparang saat itu.

Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah Kerajaan Selaparang, Anda bisa sekali ke Desa Ketangga yang masih berada di Kecamatan Swela. Desa itu termasuk desa tertua dan menyimpan benda-benda pusaka Kerajaan Selaparang. Desa ini menyimpan misteri dan memiliki cagar budaya yang cukup banyak, seperti masjid pusaka Selaparang, batu dari Irak (Baghdad) dan sabuk yang bertuliskan sejarah manusia sejak lahir hingga masuk alam akhirat. Tidak itu saja, pengunjung juga bisa menemukan Al Quran bertulis tangan, perisai yang terbuat dari kulit, keris dan masih banyak yang lain.