1. Tingkat pertama: disebut dengan KANURAGAN, diambil dari kata “RAGA” atau “Jasmani – The body”. Pada dasarnya tingkatan ini untuk para anak muda, tubuh mereka menjadi bisa kebal terhadap serangan benda tajam, seperti pisau, belati, bahkan sampai anti peluru. Berdasarkan dari hasil mengolah raga ini, mereka lebih mempercayainya sebagai tingkat kekuatan supernatural atau mistis.
2. Tingkat kedua: disebut dengan KASEPUHAN, diambil dari kata “SEPUH” atau “Tua – The old”, pengetahuan ini biasanya juga bisa dapat untuk memnyembuhkan penyakit, akan tetapi pada dasarnya diperuntukkan sebagai penghormatan hari lahir seseorang atau dikenal dengan “Slametan Wetonan”,; Slametan diambil dari kata “Slamet” ; dengan diadakannya acara ritual ini diharapkan datangnya keselamatan bagi seseorang, baik selamat dari mara bahaya atau sakit penyakit (well being)
3. Tingkat ketiga: disebut dengan NGELMU SEJATI; (True knowledge) KASUNYATAN (True Reality), pengetahuan ini bagi seseorang yang baik dan bijaksana dan berhasil mencapai tingkatan ini bisa melihat secara nyata kejadian yang terjadi dalam hidupnya atau kebenaran sejati. Dengan perkataan lain sudah tidak ada lagi rahasia dalam hidupnya; semuanya menjadi kenyataan.
Biasanya seseorang yang telah dapat sampai pada tingkat Kasunyatan kuranglah begitu memuaskan dirinya, yaitu sebuah pengetahuan tentang yang sering disebutkan oleh orang Jawa JUMBUHING KAWULO LAN GUSTI; Harmonious relation between servant & Lord/God. Walaupun juga seseorang telah benar-benar faham tentang ngelmu Kasepuhan, kadangkala mereka juga sering khawatir dan sering juga tidak menemukan kedamaian sejati (inner peaceful feeling), mereka pergi dan mencari guru spiritual atau Guru untuk mendapatkan wawasan yang lebih dari sekedar memecahkan persoalan hidup.
Untuk menguasai ilmu Kasunyatan( True knowledge; True Reality) membutuhkan waktu yang sangat panjang sekali, karena hal ini berkaitan dengan latihan kesetiaan atau untuk menjadi setia, dan latihan menggunakan getaran kekuatan batin yang bersih. Hanya seseorang yang benar-benar telah matang usia, jujur, bijaksanalah yang dapat mencapai tingkatan ini, dengan demikian juga itupun harus melalu proses “perijinan” dari yang Maha tinggi.